Oleh : Disisi Saidi Fatah Waktu begitu cepat berlalu Tanpa terasa dan tak ku ketahui Hitam Putih terus ku jalani Sedih, senang, tawa dan gembira hidup ini Ayah, Tanpa terasa 24 hari sudah engkau pergi Meninggalkan kami anakmu untuk selamanya Ayah, Tahukah engkau betapa rindunya hati ini Menatap indahnya wajahmu, Melihat manisnya senyummu, Mendengar merdunya suaramu, Namun semua berlalu sudah Tinggallah kenangan dalam sebuah memori Yang abadi dalam album kuno di almari kamarku Bersama wajah-wajah imut nan bahagia yang terpampang manis di dalam sebuah foto Ayah, Yatim sudah diri ini pada hari ini Tinggallah ibu seorang diri, tempat mengadu Berbagi cerita pahit manisnya hidup ini Ayah, Tahu tidak, betapa rindunya kami Ingin berjumpa denganmu, Kami sayang ayah, namun Allah lebih sayang kepada ayah Ayah, Yang tenang di sana ya, Bahagia lah ayah bersama para bidadari-bidadari syurga Salam ya, untuk keluarga ayah yang di s...
Hanya manusia biasa yang jauh dari sempurna, selalu banyak salah, khilaf, dan dosa yang selalu terulang setiap waktunya. Berharap Allah mengampuni-membukakan pintu maaf dan taubat untuknya. Penikmat puisi dan kopi tanpa gula yang mempercayai bahwa pertolongan Tuhan akan selalu ada bagi setiap insan yang selalu sabar dan istiqamah di jalan-Nya. Pejuang dan penebar cinta untuk setiap insan di dunia tanpa membeda-bedakan warna. ~ D | PECANDU SASTRA ~