Skip to main content

SAJAK : Kenangan Dalam Sebuah Memori Bersamamu Ayah




Oleh : Disisi Saidi Fatah


Waktu begitu cepat berlalu
Tanpa terasa dan tak ku ketahui
Hitam Putih terus ku jalani
Sedih, senang, tawa dan gembira hidup ini


Ayah,
Tanpa terasa 24 hari sudah engkau pergi
Meninggalkan kami anakmu untuk selamanya


Ayah,
Tahukah engkau betapa rindunya hati ini
Menatap indahnya wajahmu,
Melihat manisnya senyummu,
Mendengar merdunya suaramu,


Namun semua berlalu sudah
Tinggallah kenangan dalam sebuah memori
Yang abadi dalam album kuno di almari kamarku
Bersama wajah-wajah imut nan bahagia yang terpampang manis di dalam sebuah foto


Ayah,
Yatim sudah diri ini pada hari ini
Tinggallah ibu seorang diri, tempat mengadu
Berbagi cerita pahit manisnya hidup ini


Ayah,
Tahu tidak, betapa rindunya kami
Ingin berjumpa denganmu,
Kami sayang ayah, namun Allah lebih sayang kepada ayah


Ayah,
Yang tenang di sana ya,
Bahagia lah ayah bersama para bidadari-bidadari syurga
Salam ya, untuk keluarga ayah yang di syurga


Doakan anakmu ini yah, menjadi anak yang sholeh,
Berbakti kepada orang tua, menjadi pribadi yang baik dan lebih dewasa dalam menyikapi segala hal


Miss you Ayah

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.