Skip to main content

Posts

[Film] Vina Sebelum 7 Hari: Dari Pembullyan Hingga Pelecehan

Cuplikan Film Vina Sebelum 7 Hari. Dok. Dee Company. Ist   Film Vina: Sebelum Tujuh Hari merupakan karya garapan sutradara; Anggi Umbara yang diproduksi Dee Company dan rilis pada 8 Mei 2024 lalu. Film ini diangkat dari kisah nyata yang menceritakan tragedi pembunuhan dara muda di Kabupaten Cirebon pada tahun 2016 yang lalu.

[Film] Air Mata di Ujung Sajadah: Bukti Ketulusan Cinta Seorang Ibu

Foto Poskota. Ist   Hari kedua lebaran memang paling seru dihabiskan untuk menyenangkan diri. Setelah seharian bersilaturahmi kepada sanak-saudara terdekat di hari pertama - waktu untuk diri sendiri atau yang biasa orang bilang "me time" akhirnya tiba di hari berikutnya.

Menyingkap Dunia Malam dari Novel Re dan peRempuan

Novel Re dan peRempuan karya Kang Maman Suherman. Dokpri. 2023         Dunia malam banyak dianggap sebagai dunia yang gemerlap dan menyesatkan bagi kehidupan. Namun, keindahan yang fana dan kenikmatan duniawi yang sesaat ini kian marak dan banyak diminati, padahal sudah jelas ia menjadi celah penghancur kehidupan.

Menyusuri Indahnya Parangtritis Yogyakarta

  Yogyakarta, mendengar namanya seakan hati merindukan momen pertama kali menginjakkan kaki di sana. Dulu, modal nekat berangkat dari Sumatera ke Yogyakarta seorang diri menaiki bus dengan cara 'ngeteng' . Karena, kata saudara yang kala itu menjadi tempat bertanya; "supaya lebih hemat mending ngeteng naik bus."  Sebab pada saat itu memang minim informasi dan 'kebelet' pingin tahu Yogyakarta seperti apa - pas juga dengan momen pada saat itu, jadinya langsung gas aja. Rupanya salah, karena saat itu perdana melakukan perjalanan jauh sampai luar pulau juga. Alhasil, sekali salah turun - kebawa sama bus sampai terminal yang jalurnya berbeda. Dan, itu cukup menguras dompet, karena harus keluar dana tak terduga yang lumayan besar. Seandainya, memilih naik bus langsung, mungkin tidak akan seperti ini. Inilah mengapa aku enggan kalau bepergian jauh naik bus ngeteng , mending yang langsung saja. Lagi pula harganya nggak seberapa jauh berbeda, dan tentunya lebih aman da...

Dari "Raden Kian Santang" Jadi Candu Sholawat

  Kalian pernah nggak secara tiba-tiba kepingin sesuatu, melakukannya dengan keinginan yang amat begitu besar. Hal itu harus banget terlaksana - sesegera mungkin.  Hal ini pernah aku alami taat kala menduduki bangku sekolah menengah pertama (SMP) di kelas tiga akhir. Kembali pada tahun 2012 silam, berawal dari sebuah sinetron yang tayang di televisi.  Sebenarnya, aku nggak seberapa suka menonton televisi, lebih banyak bermain dengan teman sebaya. Apalagi saat itu detik-detik menjelang penilaian akhir ujian nasional (UN). Namun, karena ini serial sejarah yang menceritakan kisah masa lampau dan bercerita tentang kerjaan di Nusantara, tentu saja aku sangat antusias. Aku paling suka sekali membaca, mendengar, atau menyaksikan sesuatu yang membahas hal terkait sejarah kerjaan di Indonesia Rasa ingin yang muncul di dalam diriku bisa dikategorikan sebagai "ngidam". Hanya saja aku bukan orang yang sedang hamil, juga bukan perempuan. Apalagi diriku masih remaja dan belum menikah....

Ganjaran Bagi Wanita yang Memasak untuk Suami dan Anaknya

Ilustrasi memasak. Sumber, Tribun Lombok. ist       Ada banyak hal yang dapat menjadikan seorang wanita itu mulia di sisi Allah swt., salah satunya ialah dengan peran yang dilakukan melalui aktivitas dapur; memasak. Memasak merupakan salah satu perbuatan mulia, karena buah dari apa yang dimasak akan dirasakan oleh banyak orang. Apalagi jika aktivitas memasak itu dilakukan dengan keikhlasan dan ketulusan, maka akan bertambah keberkahan. Pun demikian jika diringi dengan berdzikir - mengingat Allah dan bershalawat kepada Baginda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Pernah suatu ketika, Baginda Nabi Muhammad saw., berkunjung ke rumah putrinya; Fatimah Az-Zahra. Kala itu beliau melihat Fatimah sedang menggiling gandum di atas penggilingan dari batu sembari menangis. Rasulullah yang melihat hal itu heran dan bertanya, "Kenapa engkau menangis, wahai putriku?" Fatimah pun menjawab, "Duhai ayahku, aku menangis karena batu penggilingan ini, juga karena pekerjaan rumah yang be...

Bagian 1 - Tiga Puluh Jam Bersama Habibana

1/ Nabastala biru kian memudar, merah, jingga, orange, menggantikan peran memadati pemandangan senja yang kian tenggelam. Segera, usai berdzikir Jum'at petang itu, aku bergegas telah bersiap menemani abah beserta jamaah Majelis Ta’lim wal Mudzakarah Al-Maujud guna memenuhi undangan majelis peringatan hari besar Islam (Isra’ Mi’raj) di salah satu desa di Bogor bagian Timur.