Sahabat Atau Pacar?

Pernah tidak kalian mendapatkan pertanyaan,
yang terkadang membuat kalian bingung sendiri untuk menjawabnya?

Antara pacar atau sahabat, kamu pilih mana?
Ya! Pertanyaan itu sering sekali menjadi pertanyaanku
dalam waktu beberapa pekan ini.



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku memiliki sahabat yang sudah lama aku kenal, jauh lebih dari aku dan sahabatku mengenal seorang gadis.
Selama kami bersahabat dengan baik-baik saja, kami saling terbuka antara satu dan yang lain tanpa ada sesuatu yang tersebunyikan. Bahkan, kami saling berjanji untuk saling menasehati jika ada diantara kami yang melakukan suatu kesalahan ataupun bertindak berlebihan.
Suatu hari, ada seorang gadis yang sedang dekat dengan sahabatku bahkan mereka sudah memiliki hubungan yang kalau kata anak zaman now adalah pacaran?

"Wow, sahabatku ini benar-benar ambisius banget ya? Aku aja kalah duluan sama dia!"

Ohya, sebut saja sahabat aku Alfa.
Jadi semenjak Alfa pacaran sama gadis itu, semua perjanjian kami ia langgar bahkan ia perlahan-lahan menjauh dariku.
Setiap aku menasehatinya, Alfa selalu marah bahkan cuek denganku. Aku lelah dengan semua perlakuannya.

***
Pada suatu malam, ketika aku hendak tidur, waktu itu jam menunjukkan pukul 23.45, ponselku berdering ada sebuah pesan singkat/sms yang masuk.
Ketikaku buka pesan aingkat itu, betapa sangat terkejutnya aku membacanya fan membuatku bingung sendiri sebab yang sms itu adalah pacat sahabatku sendiri.

"Kakak itu enggak peka ya, aku itu sudah lama sekali jatuh cinta sama kakak sejak kakak pertama sekali menggelar acara di sekolahku. Aku ingin mengungkapkan nya sejak dulu namun aku bingung sebab ada beberapa cewek yang suka dan dekat sama kakak,"

Belum sempat ku balas pesan itu. Ada pesan lagi yang masuk.

Ingat enggak waktu itu, ketika kakak aku tanya di masjid. Mengenai hubungan kakak dengan mbak Intan? Disitu aku merasa terkalahkan sebab mbak Intan menyatakan cintanya duluan dari pada aku.
Dan pada saat itu kakak bilang kalau kakak sedang dekat dan akrab sama Alfa jadi aku ambil Alfa deh buat deketin kakak.

"Maksud nya apa ya? Bingung aku"

"Intinya aku suka sama kakak,"

Percakap itu terus berlanjut sampai pukul 01.00 Wib, dan aku memilih untuk mengakhiri percakapan terdahulu sebab aku sangat terkantuk sekali. Apalagi besok pagi aku ada kegiatan yang akan menyita banyak waktuku.

***
Keesokan hari, aku menemui Melly. Gadis yang kemarin smsku dan menyatakan isi hati secara blak-blakan.

"Mel, apa maksud sms yang kamu kirim semalam"

"Aku hanya mengungkapkan apa yang aku rasakan"

"Yang jelas aku sudah jujur"

"Maaf, aku enggak suka sama kamu Mel. Usia kita terlalu jauh, apalagi kamukan dekat sama Alfa mana mungkin aku merebut kamu darinya."

"Dan aku enggak ingin kamu merusak persahabatn kami"

***
Beberapa hari berlalu, hubungan aku sama Alfa kian tidak sehat bahkan hampir punah.
Alfa tidak pernah mendengarkan nasihat dariku, apalagi ada beberapa berita hoax yang menyatakan bahwa aku menembah pacarnya.

"Sialan, aku dijebak!"

"Itu cewe benar-benar tidak tahu diri, cewe murahan"

"Bukannya dia yang nembak aku, menyatakan cintanya kepadaku secara blak-blakan"

Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya pada hubunganku dan Alfa. Bagaimanapun Alfa adalah sabat tersayangku. Kami sudah seperti adik dan kakak. Apalagi orang tua Alfa sudah mempercayakan dengan persahabatan kami.

Rasa takut itu mulai menyelimuti hari-hariku. Bayang-bayang ketakutan selalu menghantui hariku ecara terus-menerus.
Aku berusaha untuk menyadarkan Alfa dan memisahkannya dari pacar.
Apalagi ketika aku bercerita pada orang tua Alfa mengenai hubungannya dengan gadis itu. Untunglah orang tua nya sangat tidak mensetujui.
Bapak dan ibu memintaku agar kembali menjadi kakak nya Alfa dan meminta untuk memisahkan Alfa dan Melly.
Jika tidak maka Alfa akan dipindahkan keluar kota.

Gila bukan? Kalau Alfa pindah ke kota bagaimana nasib hubungan kami?

***
Aku tidak ingin jika persahabatan yang sudah lama aku jalin akan hancur sebab hal yang sangat aneh ini. Bagaimanapun aku harus bisa merebut Alfa kembali.

"Fa, dengerin aku?"

"Ada apa"

"Kamu masih berhubungan ya sama si Melly"

"Jika masih, memang nya kenapa"

"Dengar ya Fa, Melly itu gadis yang tidak benar. Kamu itu berubah 180• sejak kenal dia. Bahkan kamu enggak semangat buat belajar. Kamu lihatkan nilai dan sekolah kamu berantakan sejak kamu kenal dia"

"Kakak kenapa sih, enggak merestui aku. Kakak gak senang lihat sahabatnya sendiri bahagia"

"Kakak lebih bahagia melihat kamu punya preatasi dan membanggakan orang tua. Kamu gak kasihan lihat orang tua dirumah berjuang keras demi masa depan kamu Fa?"

"Pokok nya, kakak gak mau tahu. Kamu harus putusolin tuh cewe atau kamu tinggalin kakak untuk selamanya"

Sejak kejadian itu, Alfa marah dan tidak pernah menegor aku.
Namun semangatku untuk memperjuangkan persahabatan kami tetap terus berkobar.

Pada suatu hari, aku menghubungi orang tua Alfa. Kuceritakan semua perilaku Alfa selama disekolah dan diasrama.
Untung saja bapak dan ibu masih percaya dengankuu. Aku meminta bapak dan ibu untuk menasihati Alfa. Akhirnya Alfa diminta bapak dan ibu untuk kembali kerumah beberapa hari.


***
Ketika Alfa pulang kerumah orang tua nya. Aku memanfaatkan waktu itu untuk menemui dan menasehati Melly. Meminta supaya Melly melupakan Alfa. Namun gadis itu tidak terima, jadi terpaksa aku pakai cara yang sedikit memaksa.

"Mel, dengar ya. Jika kamu masih berhubungan kembali sama Alfa awas saja. Kamu akan menyesal"

"Bapak dan ibu Alfa saja tidak setuju kalau anak nya pacaran. Apalagi aku sang kakak nya"

"Awas lho kalau masih berhubingan"

Aku memaksa dan mengancam Melly, jika ia masih berhubungan dengan Alfa. Aku sebenarnya enggak tega menggunakan kata kasar terhadap Melly. Namun dia tetap bersikeras tidak mengindahkan perkataanku jadi terpaksa aku harus dengan cara sedikit kasar.


Dua hari berlalu. Alfa kembali ke asrama diantar sang bapak.
Namun Alfa masih seperti kemarin, cuek dan tidak menegorku.

Hingga sampai pada keesokan hari nya. Ia mengirimi aku sebuh surat.
Untuk meminta maaf dan kembali bersahabat sebagaimana terdahulu.

"Kak, aku minta maaf ya sudah salah dan cuek sama kakak. Aku sayang kakak."

"Aku ingin kita lembali bersahabat, dan menjadi adik dan kakak kembali seperti dahulu"

"Miss you kak"

"Oke Fa. Tapi janji kamu harus putusin dulu Melly, baru aku mau tegor kamu dan bersahabat lagi."

"Aku sama Melly. Sudah tidak ada hubungan lagi kak. Bapak bilang kalau aku masih pacaran dan tidak mendengarkan nasihat kakak maka aku akan disuruh pulang dan dipindah ke kota,"

"Siip gitu geh. Itu baru nama sahabat."

"Oh ya kakak minta maaf ya ikut campur urusanmu"

"Sebab aku sayang sama kamu Fa. Kamu sudah aku anggap adik sendiri."
"Aku gak mau kalau kamu malas, apalagi mengecewakan kedua orang tua"

"Iya kak. Terima kasih sudah menjadi kakak aku selama ini"

Akhirnya, aku dan Alfa kembali bersahabat setelah beberapa pekan saling cuek.
Kami sadar bahwa sebuah persahabatan lebih berharga dari pada pacaran. Maka dari itu kami kembali bersabat lagi.

2 comments:

  1. Cukup bagus tulisannya. Hanya saja masih sedikit berantakan hehehe
    Semangat belajar ya, berikan yang terbaik.

    Antara sahabat atau pacar aku pikih sahabat

    ReplyDelete

Bagian 1 - Tiga Puluh Jam Bersama Habibana

1/ Nabastala biru kian memudar, merah, jingga, orange, menggantikan peran memadati pemandangan senja yang kian tenggelam. Segera, usai berd...

Powered by Blogger.