Skip to main content

Pelukan yang Tak Selesai [Cerbung]

Ilustrasi oleh AI


Halo sahabat pembaca, terima kasih ya telah setia mampir dan membaca setiap karya kami. Salam hangat dari aku Cendekia Alazzam dan beberapa nama pena yang pernah aku kenakan 😁🙏. 


Jika kemarin aku berbagi cerita bersambung (cerbung) - dengan judul "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi" yang sudah memasuki bab 4. Maka, kali ini aku hendak membagikan tulisan kembali, masih cerita bersambung. Tapi, tenang, tulisan ini nggak akan menggangu jadwal tayang cerita sebelumnya. Jadwal cerbung sebelumnya tetap di malam Jum'at, dan untuk yang cerita ini khusus malam Ahad/Minggu dan malam Rabu. Jadi, akan ada dua cerbung yang tayang setiap pekannya.


Oke, sebelum membaca cerbungnya. Yuk, mari kita berkenalan sejenak. Cerita fiksi ini bertema dewasa dengan konflik rumah tangga, cinta segitiga emosional, dan kedekatan yang intens. Ada sisi psikologis dewasa dan romance juga. 


Sinopsis


Suwantra (43) dan Tinara (38) telah menikah selama hampir 15 tahun. Pernikahan mereka yang dahulu tumbuh dari perjodohan kini diuji oleh jarak emosional dan fisik. Suwantra, seorang pekerja lapangan, mulai merasa hambar terhadap istrinya dan justru jatuh dalam pelukan rekan kerja. Sementara Tinara, yang kesepian, menemukan kenyamanan dari sosok muda bernama Faiz - guru anak sulungnya yang kemudian menjadi anak angkat mereka.


Keintiman emosional yang tumbuh antara Tinara dan Faiz perlahan menggeser batas. Dalam dekapan Faiz, Tinara menemukan kehangatan yang telah lama hilang, sementara Faiz menemukan cinta yang tak terduga. Namun, di balik semua itu, badai besar mulai menanti - pilihan-pilihan yang sulit, luka-luka yang terpendam, dan masa depan keluarga yang di ujung tebing.


Akhir cerita menjadi perjalanan pengampunan, kejujuran, dan kembalinya cinta sejati - dengan luka yang membekas, tapi tak lagi berdarah.


-------


Pelukan yang Tak Selesai oleh Cendekia Alazzam

Bab 1 – Rumah yang Diam

Bab 2 – Hujan di Mataku

Bab 3 – Sosok yang Datang Diam-Diam

Bab 4 – Anak Angkat, Teman, dan Rahasia

Bab 5 – Curhat di Tengah Malam

Bab 6 – Peluk yang Tak Terencana

Bab 7 – Tertawa di Atas Paha

Bab 8 – Aroma yang Membawa Rasa

Bab 9 – Basah Bersama

Bab 10 – Sunyi yang Membakar

Bab 11 – Suwantra dan Gelapnya

Bab 12 – Retak yang Menganga

Bab 13 - Ranjang-Ranjang yang Berjarak

Bab Bonus 13B – Surat yang Tidak Pernah Dikirim

Bab 14 – Perjumpaan Terakhir

Bab 15 – Yang Tersisa di Antara Kita

Bab 16 – Menanti Dalam Duka

Bab 17 – Rumah yang Dipulihkan

Bab 18 - Epilog: Jejak yang Tertinggal


Buat kalian yang hendak membacanya, klik saja label dengan "Pelukan yang Tak Selesai". Atau kalian langsung klik saja link berikut ya!!! [Episode Lengkap Cerbung 'Pelukan yang Tak Selesai].

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.