Skip to main content

Selamat Ulang Tahun Sahabat Kecil


Selamat ulang tahun kecilku. Dokpri©2025. Ist

     20 Januari ketika sebuah notifikasi WhatsApp memenuhi layar ponsel pintar ku, seketika fokusku teralih bukan karena pesan yang masuk melainkan wallpaper yang aku pasang.


Siluet hitam putih yang telah diedit dari aslinya dengan karakter dua orang yang sedang berswafoto, terdiri dari seorang lelaki dewasa dan satu anak-anak. Gambar yang klise itu menyimpan cerita dan harapan. 


Pikiranku melayang dibawa kembali pada kilas balik 8 Januari lalu, - di tengah penatnya suasana dan panas terik matahari yang tepat berada di atas kepala. Di Mushola Al Ikhsan, tempat aku memutuskan untuk ishoma (istirahat, sholat, dan makan) pada siang hari Rabu itu. 


Usai mengumandangkan lantunan adzan, aku mendirikan sholat sunnah qobliyah (sebelum) zuhur dua rakaat, lalu berdoa. Entahlah, apa yang aku lantunkan dalam doa yang kurang khusyuk itu, aku lupa. Beberapa menit setelahnya aku kaget sebab ta'mir masjid menoleh kepadaku dan memberi isyarat untuk mengumandangkan iqamah, namun lebih kaget lagi ketika ia menyerukan panggilan dek, dalam hati membatin; seimut inikah aku? Dan ternyata, aku yang GeEr hahahaha. Sungguh kaget, rupanya ada anak kecil tepat di belakangku.


Anak itu melangkah dengan cepat ke depan, meraih mic lalu mengumandangkan iqamah. Suaranya renyah, sorot matanya tenang, ditambah senyum manis pada bibirnya.  Tiba-tiba ada decak kagum dalam hati yang entah apa penyebabnya. Aku jatuh cinta kepada anak kecil yang baru pertama dilihat oleh kedua mataku.


Ia berdiri tepat di samping kananku, jamaah paling kecil di antara kami bertiga pada siang itu. Usai sholat dan berdzikir sejenak, aku menoleh kepadanya, lalu melepas senyum, ia pun berbalik tersenyum. Belum sempat aku bertanya nama dan rumahnya, anak itu sudah menghilang dari pandangan.


Singkat cerita, pada hari ketiga aku kembali mampir istirahat sholat zuhur di Mushola itu. Pada kesempatan itu yang menjadi akhir pertemuan baru kutahu namanya; Kevin, ucapnya. Hari itu aku pula minta izin untuk swafoto dengannya sebagai kenangan-kenangan dan kita pun berbincang-bincang mengenai dirinya. Sebelum aku pamit, aku bertanya kepada Kevin sebab ia bilang jika ia lahir pada 21 Januari, tak lama lagi ia berulang tahun ke 10. 


"Vin, kalau kakak kasih kamu hadiah ketika ulang tahun nanti, apakah boleh?" Tanyaku kepada Kevin.


"Boleh kak," jawabnya dengan gembira.


"Oke," ujarku sembari memberikan secarik kertas berisi nama dan nomor telepon. Sebab aku berharap perjumpaan dengan Kevin tak sampai di sini saja, aku berharap bisa bersahabat dan jika Allah berkehendak semoga kita ditakdirkan bersaudara.



- - - ∆ - - -




Sepulang kerja aku mampir di toko kue yang tak jauh dari rumah - memesan sebuah kue ulang tahun untuk Kevin. Setelah kurang lebih dua menit melihat aneka ragam kue, pandanganku jatuh pada kue segi empat berwarna cokelat. Di atasnya aku minta dibuatkan tulisan ucapan ulang tahun kepada seorang gadis yang bertugas menjadi kasir - melayani kami malam itu, dengan sigap gadis itu menjalankan tugasnya.


21 Januari yang bertepatan dengan hari Selasa, memang sudah aku nantikan hadirnya. Revisi pekerjaan yang aku kerjakan di Karang Sari sengaja aku tunda agar bertepatan dengan hari tersebut, agar ada alasan yang tepat untuk memberikan surprise buat Kevin.


Usai perbaikan di beberapa rumah warga yang aku data, aku singgah di mushola tempat aku berjumpa dengannya - beberapa menit menjelang waktu zuhur. Terik matahari yang cukup panas menyengat dari atas kepala begitu terasa, sebenarnya perbaikan ini hanya memakan waktu paling lama 1 jam saja, hanya saja karena aku berharap hari ini bisa berjumpa dengan Kevin dan kasih surprise untuknya secara langsung, jadi aku memilih untuk berangkat pada waktu siang.


Namun, faktanya nggak begitu. Hingga usai aku mengumandangkan adzan dan sholat rawatib, tak juga aku lihat sosok Kevin yang biasanya sudah berada di mushola. Bahkan setelah kita sholat berjamaah hingga hampir dua jam setelahnya, tak juga terlintas sosok anak itu. Aku memutuskan untuk menghampiri rumahnya, namun tampak sepi. Alhasil aku memutuskan untuk pulang, karena pekerjaan lain menanti.


Karena sedari rumah sudah niat buat kasih surprise untuk Kevin, agar kuenya bisa sampai ke dia meski tanpa berjumpa langsung, aku inisiatif buat nitip ke warung yang tak jauh dari rumahnya, selain aku mampir buat beli bahan bakar untuk kendaraan - hanya warung itu yang pintu rumahnya terbuka. 


Yeah, niat baik memang selalu ada jalan mengiringinya. Usai bincang sejenak dengan pemilik warung, sang pemilik warung pun bersedia untuk direpotkan sedikit, kue itupun aku titipkan.



- - - ∆ - - -



Sore hari usai istirahat tidur siang, ada sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal. Setelah ku buka, rupanya pesan tersebut dari orang tuanya Kevin yang menanyakan perihal kue. 


Awalnya aku takut akan prasangka macam-macam dari orang tuanya. Ya, orang tua mana juga yang nggak banyak tanya apabila anaknya mendapatkan kiriman dari orang yang tak dikenal, apalagi Kevin usianya masih anak-anak. 


Setelah aku jelaskan perihal kue tersebut, tak lama kemudian aku mendapat balasan beberapa pesan suara dari Kevin. Ia sangat senang dan berterimakasih atas kiriman kuenya. Aku senang mendengar ucapan itu, terlebih bisa mendengar suaranya kembali. 


"Selamat bahagia, selamat bertambah usia anak sholeh, adik Kevin. Semoga menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, dan menjadi anak yang kelak dapat menyenangkan hati Baginda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam," tulis ku.


Aku senang meski tidak berjumpa secara langsung dengannya. Sebagaimana janji pada pertemuan terakhir lalu, kue ulang tahun untuk Kevin tiba dengan tepat pada dirinya. Meski kado hingga kini belum aku berikan, semoga nanti ada kesempatan yang pas seiring berjalannya waktu.


Semoga ini menjadi langkah awal untuk persahabatan dan persaudaraan kita. See you next time Kevin. Sehat selalu dan menjadi anak yang sholeh. 

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.