Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Cerpen

Terima Kasih Untuk Waktu yang Lupa Aku Syukuri

  Panorama alam di sekitar Legok Jamboe, Kec. Cariu, Kab. Bogor, Jawa Barat | Pecandu Sastra Photo©2022.ist "Sebenarnya, kita yang kurang peka. Setiap keadaan ada hikmah yang dapat dipetik dan menjadi pelajaran tak ternilai. Kita yang kurang bersyukur, hingga hati jadinya kufur."   "Antum harus banyak bersyukur, karena antum sedang Allah selamatkan," demikian sepenggal kalimat meluncur bebas dari bibir salah satu jama'ah majelis ta'lim malam itu. 

Ramadhan Rindu bersama Guru

Oleh : PECANDU SASTRA            Ramadhan kali ini merupakan tahun kelima Azzam dan Gurunya Ilham tidak bersama. Menikmati momen bulan suci Ramadhan dalam satu forum dan satu atap. Terhitung kurang lebih lima puluh sembilan bulan, delapan belas hari keduanya tidak lagi bersatu. Sejak empat tahun lalu berpisah sebab kesibukan masing-masing.

Usai Pada Kata Pisah

“Usai Pada Kata Pisah” By : Senja Jingga Purnama (@pecandusastra96)

Mingguan di Majelis

"Malam ini begitu indah dan istemewa. Majelis pekan ini memang berbeda, mungkin sebab kehadiran santri baru yang membuat berbeda."      Ahad ini adalah Ahad yang paling bersejarah dalam hidupku, dapat berbagi senyum, kasih dan sayang, serta kebahagiaan dengan mereka semua. Terutama dia. Radja, seorang murid baruku. Satu bulan sudah kita dipertemukan dalam forum pendidikan di Madrasah Yayasan Deen Salam. Namun baru sekarang, lebih tepatnya pada malam ini di Mejelis Dzikir dan Ta'lim Deen Salaam, kita akrab dan bersua bersama.    Baru kusadari bahwasanya muridku yang satu ini berasal dari kota yang sama denganku. Kota dimana aku berproses selama empat tahun lamanya, pada masa putih abu-abu. Sejak Mei 2012 lalu semua bermula, lika-liku kehidupan yang masih membingungkan dan penuh tanda tanya dalam anganku. Sedari aku tak mengerti akan hiruk pikuknya kehidupan yang sebenarnya, yang aku tahu hanyalah kebahagiaan yang didapatkan dan tak pernah mementingkan ...

[Cerpen] Rindu Ramadhan Bersamamu

Freepic. Ist Oleh : Alfa Arkana Eounoia (Pecandu Sastra) Merupakan kedua kalinya tak bersamamu serta para penyemangatku di tahun ini. Tak berada didekatmu apalagi bersama dalam forum satu atap. Terhitung tiga belas bulan empat belas hari kita tak bersama lagi, melalui hari-hari dengan kesibukan masing-masing. Begitu cepat waktu berlalu, tanpa hitungan minggu sampai tahun-tahun berlalu. Memang ini bukanlah pertemuan terakhir kita, begitu besar harap agar ini perpisahan terakhir untuk kita. Sebab aku yakin akan ada waktu dimana kita akan dipertemukan kembali olehnya; sang khalik Allah azza wajalla dilain waktu. Meski berbeda tempat dan suasana, dan tentunya akan lebih indah dari masa lalau serta kenangan yang pernah kita lalui bersama dan telah menjadi kenangan bersama. Jadi teringat waktu saat bersama Papa dahulu, kemana-mana selalu berdua dan selalu kompak. Papa yang menjadi penyemangat serta inspirasi hidupku, yang selalu memotivasi diri. Awal jumpa dulu, aku benar-benar d...

Masihkan Cinta di Pesantren Impian?

Dokumentasi Pribadi | Instagram  @netrahyahimsa Oleh : Disisi Saidi Fatah M asih teringat jelas dalam benakku kisah awal setahun lalu, yang menjadi faktor utama diri ini berada di pesantren impian. Sebuah keistimewaan dibulan April yang menjadi penghubung dan perekat terjalinnya persahabatan dan persaudaraan kedua mahluk ciptaan tuhan, hingga sampai detik ini masih diberikan waktu untuk bersama. Tak henti bersyukur kepada-Nya sang khalik yang maha segala-galanya atas nikmat dan beribu keajaiban yang beliau berikan. Dahulu hanya bisa bermimpi berada di pesantren impian untuk mendampingi dan menemani penyemangat diri. Setahun lalu ketika diri karam akan arah dan tujuan, sedangkan hati galau dan gundah tak menentu akan arah mana yang dituju. Sehingga membuat tak percaya akan semangat untuk hidup, kesana kemari tak kunjung mendapatkan ketenangan diri. Sampai suatu ketika Allah menghadirkan Bunga. Bunga adalah sahabat SMA yang sudah lama tak berjumpa, sejak lulus SMA B...

Miskomunikasi

Oleh : Alfa Arkana Eounoia Ilustrasi.  Ist | Dokumentasi Pribadi               T iba-tiba saja  kamis pagi Bu Tahmid memanggilku.  Belum  sempat aku menginjakkan kaki diatas teras kantor,  bu Tahmid segera menghampiriku.  Ia bilang bahwa ada sesuatu yang harus ia katakan kepadaku segera.  Pagi itu aku ada jam mengajar disekolah,  sebagaimana biasanya sebelum masuk kelas aku menyempatkan untuk duduk dikantor beberapa menit guna membaca dan mengulang kembali materi yang akan aku ajarkan pada anak-anak dikelas.  Agar lebih matang dan menguasai materi.  Namun tidak untuk hari ini,  sebab sebelum memasuki kantor  tiba-tiba saja bu Tahmid mencegatku.  "Mas Noia.  Bisakah kita berbicara sebentar. Ini penting mas! " ujar Bu Tahmid menyapaku didepan kantor.  "Baik bu.  Ada masalah apa ya bu,  pagi-pagi begini?"   jawabku sembari memasuki ruang k...

Subuh Berlabuh

Oleh : Arfa Arkana Eounoia Ilustrasi | IST        Berbeda dengan hari kemarin yang sudah biasa terlewati olehku. Tak biasanya usai melakukan sholat berjamaah subuh ada panggilan begini. Entah apa gerangan tiba-tiba saja semua warga pesantren dipanggil untuk segera menuju pusat suara. Suara itu berasal dari masjid Baitul Makmur, yang merupakan pusat utama pesantren.  Sengajaku lama-lama dan mengulur waktu, sebab yang dipanggil bukanlah aku. Namun tidak lama kemudian namaku terdengar juga oleh suara itu.  Aku yang tak biasa di panggil seperti ini, seketika merasa kaget dan gugup. Kucoba mengingat-ingat kembali, siapa tahu ada suatu kesalahan yang dilakukan, namun nyatanya tidak.  Semakin penasaran dan membuat bertanya-tanya. Awalnya aku menolak untuk memenuhi panggil itu, sebab lantaran malas untuk mengganti pakaian kembali. Akhirnya aku sengaja untuk mencari sebuah alasan dengan mondar-mandir di kamar mandi. Ya memang awalnya aku berniat un...

April Bersamamu - A L F A

Oleh : Alfa Arkana EoFataha (DSF)         Kutarik napas dalam-dalam dari hidung, lalu perlahan kuhembuskan melalui mulut. Hal itu selalu kuulangi berkali-kali pada saat diri sedang dalam ke khawatiran dan kecemasan. Begitu pula hal serupa itu kuulangi beberapa kali pada saat perjalanan siang ini. Hatiku berdegub kencang begitu juga darah mengalir deras. Kurasa memang belum cukup stamina untuk memulai lembaran baru apalagi belum terlalu move on untuk pergi jauh dari bayang Papa. Seharusnya untuk hari ini masih istiharat di rumah agar lebih baik dan nyaman kembali. Namun aku yakin, perlahan semua akan membaik pabila sudah waktunya. Dalam perjalanan selama tiga jam itu aku selalu terbayang akan kejadian beberapa hari lalu yang menggetarkan hati, membuat pilu, hingga meneteskan air mata. Namun dibalik semua kisah itu ada suatu hal yang membuat bahagia. Ya lagi-lagi dia selalu hadir dalam setiap langkah dan lamunanku. Jadi teringat ketika senja sore bersamanya...

Hijrah - Alfa Arkana Eounoia

"Hijrah" Oleh : Alfa Arkana Eounoia (DSF) Ilustasi.Ist | Gambar oleh Google " Sebenarnya aku tak ingin berpisah, namun cepat atau lambat tetap kita akan berjumpa dengan perpisahan yang memang terkadang membuat sakit dan terluka."            Aku tahu ini mungkin sakit, sebab tak lama lagi bersama dengan mereka (orang yang aku sayang), aku akan pergi meninggalkan semua untuk memulai perjalanan dan kehidupan baru. Sebenarnya aku tak ingin berpisah, namun cepat atau lambat tetap kita akan berjumpa dengan perpisahan yang memang terkadang membuat sakit dan terluka. Bukan aku tidak mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan. Aku sangat bersyukur dan bahagia bersama orang-orang disekitar yang Allah hadirkan dengan penuh warna dan cerita.           Setelah mendapat kabar baik dari abah beberapa hari lalu. Aku benar-benar berpikir dengan matang dan membulatkan tekad serta mengambil keputusan yang ril. Sebab aku tak ingin ...

Ketika Sang Imam Keluarga Pergi

Ilustrasi | Ist Sebuah cerpen, terinspirasi dari kisah nyata; Oleh : Alfa Arkana Eounoia (DSF) @NoiaAlfa K amis pagi usai melaksanakan sholat subuh berjamaah, Alfa bergegas membenahi barang- barangnya yang sempat berantakan. Semalam baru saja Alfa sampai dari kota, sebuah kota di Pulau Jawa, sebab ada kegiatan disana. Baru semalam Alfa pergi meninggalkan kota yang memiliki sebutan Kota Pelajar, namun dibenaknya masih teringat begitu indah dan asri kota itu. Masyarakat nya yang ramah serta pemandangan yang indah dan dipenuhi oleh kaum pendatang dari berbagai kota. Mentari nampak begitu bersemangat memancarkan sinarnya yang begitu indah sehingga membuat mata Alfa sedikit sakit ketika memandanginya.   Usai menyantap sarapan pagi, Alfa segera bergegas menuju stasiun kereta untuk melanjutkan perjalanannya menuju tempat dimana ia tinggal. Tibanya di stasiun, sembari menunggu kereta yanag akan ditumpanginya datang, Alfa membuka ponsel untuk mengecek ...