Skip to main content

Catatan Kecil; Sedikit Perjalanan di Bulan Ramadhan 1347 H




Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 


Sedikit catatan kecil pada ramadhan tahun 2016/1437 H,  mengenai perjalanan dan kisah di bulan suci ramadhan. 
Pada ramadhan 1437 H ini,  saya pribadi mencoba untuk keluar sambil jalan-jalan dan sambil melihat pemandangan disekitar. Jadi,  pada ramadhan kali saya,  menyempatkan diri untuk mengelilingi masjid-madjid yang berada didekat rumah. 

Tujuan dari perjalanan ini, yakni terutama ingin bersilaturahmi, sambil memaknai dan mencari perbedaan. Dari perjalanan ini,  nanti akan kita simpulkan mengenai perjalanan. Jadi, selama bulan ramadhan,  saya berkeliling kampung sambil melaksanakan sholat tarawih di masjid-masjid. 


Banyak sekali perbedaan,  di setiap saya menghampiri masjid.  Dari segi bangunan sampai dengan bacaan sholat.  Rakaatnya pun sangat beragam! Ada yang 23, ada yang 11 rakaat.  Ada juga yang pembacaan ayat alquran dengan secara cepat,  pelan,  merdu,  keras,  dan lain-lain. Ada yang menggunakan bacaan basmallah ada juga yang tidak,  sampai doa qunut.  Hal ini membuat saya bingung dan bertanya-tanya kepada diri sendiri. 


"Ternyata islam itu beragam!"


Tapi tenang,  walaupun beragam.  Namun tetap mengacu pada al-hadist dan as-sunnah. Ya, kembali lagi kepada kepercayaan kita masing-masing ya. 


Ohya,  selama saya tarawih keliling,  alhamdulillah saya menyempatkan diri untuk singgah dibeberapa masjid,  diantaranya; Masjid Besar Agung Km2, Masjid Al Hakim Radin Djambat,  Mushola Al Ansor Km1, Masjid Muslimin, Masjid besar At-taqwa Km1, Masjid Islamic Center Km5, Masjid Babu Salam Ponpes Tahfidzul Quran Km5, Masjid Al Qodar Km10, Masjid Darul Ma'arif,  dan Musholla Al Mukarohmah. Bahkan saya menyempatkan diri juga untuk sowan ke Ponpes Asshiddiqiyah 11 Gunung Labuhan sambil tarawih di Masjid Baitul Ma'mur. Bukan hanya itu saja lho,  sampai keluar kabupaten juga  😂😂😂 tapi itu disengaja ya ada keperluan diluar hehe. 


Dari berbagai masjid yang saya singgahi,  banyak terdapat perbedaan diantaranya;  Rakaat yang dipakai, ada yang melaksanakan 23 rakaat dan ada juga yang 11 rakaat,  lalu pembacaan surah pembuka (Al-Fatihah)  dan surah pendek (juz Amma) ada yang melafazkan dan melantunkan bacaan dengan nyaring dan keras,  ada yang pelan,  dan ada juga dengan suara lembut,  ada juga yang tidak mengeraskan bacaan basmallah dan ada juga yang tidak membacanya. 


Selain itu juga,  ada yang menggunakan bilal dan ada juga yang tidak.  Kalau yang satu ini saya kurang memahami mengapa demikian? Ya, mungkin jamaahnya yang belum siap menjadi bilal atau bilal yang biasa sedang tidak hadir malam malam itu. Namun,  setiap kali saya tarawih disitu selalu hal yang sama yang saya temukan.  Ohya ada juga,  ketika sholat witir nya.  Ada yang langsung tiga rakaat salam dan ada juga yang dua rakaat salam ditambah satu rakaat salam kembali. 



Ya,  bermacam-macam sekali.  Indonesia banget dah hehe. Upzz maaf ya saya tidak bisa menyimpulkan yang mana yang benar dan yang mana yang salah,  sebab saya sangat minim ilmu agama. Jika sahabat pembaca semua kebingungan monggo langsung ditanyakan sama pakarnya ya. Yang pasti adalah Pak Kyai ya bukan mbah google, ingat kiyai yang pernah tinggal dan belajar di pesantren ya. Bukan yang belajar dari mbah google apalagi cuma baca berita bohong . Bisa sesat itu hehehe.

Yang jelas.  Kembali kepada kepercayaan pada diri masing-masing ya. Ingat istiqomah dan jangan saling menyalahkan ya.  Kembali pada sang kholiq nya saja,  kepada sang pencipta; yakni Allah SWT.

Terima kasih

Wassalamua'laikum

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.