Melawan Lupa : Dalam Rangka Milad NU ke 95

NU Online | Ist



Sejarah Pertama:
Pada tahun 1924-1925 keluarga Saud menaklukkan Hijaz. Mereka melarang selain mazhab Hambali berlaku di Makkah dan Madinah. Ini terjadi intoleransi  yg akut.
Komite Hijaz (cikal bakal NU) meminta raja Saud agar mazhab Hanafi, Maliki dan Syafi'i dibolehkan di Haromain.

Dalam rangka "pemurnian Islam" wahabi membongkar situs-situs Islam, seperti makam para Sahabat, para wali. Bahkan kubah makam Rasululloh SAW pun hendak mereka bongkar, namun tidak jadi karena perjuangan NU.

Sejarah Kedua
Sejarah kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari mobilitas masa yg menjadi milisi dan pejuang kemerdekaan, oleh kiyai kiyai Pesantren NU.
Sudah jadi rahasia umum: siapa penggerak resolusi jihad yang menimbulkan perang akbar melawan sekutu di Surabaya 10 November?
Jawabannya yakni, Bung Tomo yang merupakan santri NU.

Sejarah Ketiga
Pada tahun 1960 Bung Karno mengakomodasi PKI dalam politik NASAKOM (Nasionalisme, Agama, Komunis). Nasionalis diwakili PNI, Komunis diwakili PKI dan agama diwakili NU.
Semua organisasi agama saat itu tidak mau gabung Nasakom. Alasannya: Politik sesat dan membahayakan.
NU tahu itu. Tapi kalau dibiarkan komunis menempel bung Karno, siapa yg akan menghalangi dan meminimalisir?

Maka walaupun waktu itu kyai NU yakni: KH Syaekhu difitnah sebagai penjilat pantat Soekarno. Terus menempel Soekarno. Alasannya sangat ushuli:

 ارتكاب أخف الضررين

"Memilih kemadaratan yg minim dari dua madarat."

Ternyata cukup berhasil.

Sejarah Keempat
Di era ORBA, NU awalnya bernafas lega bisa join dengan rezim Soeharto, setelah bersama ABRI menghabisi PKI. Tapi ternyata pahit. Soeharto banyak menghabisi NU. Mencurigai NU yang jadi lumbung partai PPP, dan anti GOLKAR partai pemerintah. Banyak muballig NU yg ditangkap karena kritis pada pemerintah.
Baru pada tahu 90-an Soeharto mendekati NU karena ditinggalkan Amerika, paska bubarnya Uni Soviet.
Dan di awal tahun 80-an saat deparpolisasi, NU lah yg pertama menerima asas tunggal PANCASILA.

Sejarah Kelima
Ketika reformasi bergulir, Indonesia oleh barat nyaris dikatakan bubar. Kepemimpinan BJ Habibi membuat desintegrasi; lepasnya Timor Leste.

Gus Dur jadi presiden dengan jurus-jurus "dewa mabuk" sulit dipahami rakyat. Tapi ia menyelamatkan Indonesia tetap menjadi Indonesia. Sekarang terasa ketika Gus Dur tiada: Syi'ah sulit dikendalikan, radikalisme merangkak membengkak, kristenisasi semakin marak.

Gus Dur ketika itu menghentikan syi'ah dengan kata-kata halus dan intrik: "Syi'ah itu NU plus imamah, NU itu syi'ah minus imamah". (hingga orang syi'ah tertipu dengan tidak mau dakwah syi'ah).
Kristenisasi dibendung dengan intrik Gus Dur:
"Semua agama benar (para misionaris kendur dalam misi kristenisasinya)." Itulah Gus Dur yang mempunyai cara sendiri untuk melindungi bangsa Indonesia agar tetap aman. Pandangan orang awam kesannya salah. Tapi, dikemudian hari,  cara dakwah Gus Dur banyak terbukti kebenarannya.

Era Jokowi
Radikalisme mengancam NKRI semakin terasa dan memfakta. Pemerintah berlindung kepada NU. Dan NU kembali dirasakan kehadirannya.

Hari ini berbondong bondong dari berbagai negara datang: ingin belajar ber-Islam ala NU. Karena Islam di Timur Tengah rentan dengan konflik. Gampang *dibikin jadi pemberontak terhadap pemerintahnya yang sah* contoh: Suriah, Irak, Libya, Yaman, Saudi, Mesir dan lain-lain. Ketika pulang: mereka mendirikan NU. Sudah lebih 46 cabang NU di luar negeri. Bahkan Singapura pun datang bertanya menelisik ttg Islam ala NU.

Khazanah Keilmuan NU
Di manakah pusat NU?
Di semua Pesantren NU.
Di sana diajarkan kitab-kitab keislaman berstandar Sunni Internasional:
Jurumiyah, Kailani, Alfiyah, Jauhar Maknun, Mugni Labib, Sulam Munauroq. Waroqot, Jam'ul Jawami. Ihya Ulumidin, Hikam, Jalalain dan lain-lain.  Semua kitab Internasional Timur Tengah di atas sudah diajarkan di Pondok Pesantren NU seluruh Indonesia. *Dan kitab-kitab tersebut jadi pegangan pula di Universitas al Azhar Mesir.*

Oleh karena itu, maka ketika mu'tamar NU, datanglah ulama Timur Tengah seperti: Syeikh Wahbah Zuhaili imam, dan ulama' Timur Tengah Lainnya.

Apa Anda meragukan keilmuan orang NU dalam keilmuan Islam? Cari ormas selain NU di Indonesia yang mengajarkan dan cakap baca kitab Jam'ul Jawami' imam Subki?

Kiyai-kiyai Nu pada cakap ilmu nahwu, shorof, balaghoh, ushul fiqih, mantiq, fiqih dan tafsir : Ilmu Syari'at. Lalu mereka mengamalkan dengan ilmu hakikat, thoriqoh, ilmu tasawwuf. Mereka adalah orang NU. Dan saya sadar jika harus mempertahankan dan membela NU.

NU adalah perahu besar. Kata santri Jombang: "KH Hasyim Asy'ari sebelum mendirikan NU, solat istikhoroh 3 tahun !"

JIKA INDONESIA INGIN TETAP AMAN, MAKA SOLUSINYA ADALAH SAVE NU !

SELAMAT HARLAH NAHDHOTUL ULAMA KE 95


Sumber : Groups Whatsapp NU Daerah

Comments