Skip to main content

Cinta Tak Sejalan

Kolaburasi Puisi 🥀
Oleh Kelompok 3
Komunitas Paradigma Imaji



Aku mencinta setulus rasa
Berikhtiar demi sepanjang masa
Memantaskan diri agar dapat bersama
Berharap kau punya asa yang sama

Namun apa dinyana
Kau dan aku tak mungkin menjadi kita
Rupanya aku hanya menjadi bungamu sementara
Bukan untuk selamanya

Telah kau temukan sosok pengganti
Padahal diriku tengah menanti
Tanpa berpikir untuk ke lain hati
Hingga diriku yang tersakiti

Kepercayaanku telah luruh
Bangunan cinta bergemeretak rubuh
Padamu aku berikan seluruh
Bagimu aku hanya gemuruh

Kau sungguh pintar !
Bermain cantik di belakang layar
Ketika kuncup cinta mulai mekar dengan harap bahagia di altar
Kau ingkar !

Aku hanya setangkai bunga
Yang harap bersanding dengan kumbang setia
Arghhh, tapi aku lupa kalau semua kumbang itu sama sahaja
Sekedar hinggap sesaat membelai afeksi, lalu terbang melayang sembarang menjerat retisalya

Jangan coba kau ketuk pintu hati lamat-lamat
Jika nyatanya cintamu hanya mampu terlukis sesaat
Jika nyatanya kau hanya melingkarkan seutas penat bergurat
Jika nyatanya kau tak lebih dari sekedar pengkhianat

Aku hanyalah insan dengan seuntai nurani
Untuk memahami betapa indah terai mencintai
Bukan untuk kau curi, lalu ditusuk dengan sakit tak terperi
Dengan mudah kau tinggal pergi, meninggalkan atma terkimbang-kimbang begini

Kau perlakukan diriku bak boneka
Sebagai ajang pelampiasan semata
Hanya mampu mendengar apa yang kau rasa
Namun tidak untuk rasa yang kupunya

Lalu apa arti semua?
Atas senarai atensi yang kau tembangkan dengan ceria
Lalu mengapa kau lancang menoreh cinta semaunya ?
Namun, kau melayang pergi tanpa tapak keberanian setitik saja

Nusantara, 25 Juli 2018


Penulis :

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.