Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Puisi

Sajak Demokrasi Untuk Sahabatku

Ilustrasi Pemilu. Freepik. Ist Oleh: Disisi Saidi Fatah Ada yang Datang Tanpa Diundang

Yang Sakit Adalah Kenangan

  Senja. Dokpri. 2022 Yang sakit adalah kenangan, merupakan rangkaian puisi-puisi Pecandu Sastra atau Disisi Saidi Fatah. Puisi-puisi ini ditulis di Lampung usai perjalanan panjang di Jawa Barat. 

Syair Rindu di Tengah Musim Hujan

Hujan malam hari. Foto oleh Pecandu Sastra©2025. Ist Rindu Sendu

Sebuah Persembahan Untuk Vinza

Gambar hanya pemanis, lagi nggak mood nyari gambar lain. | Diambil lewat smartphone pribadi di suatu malam di bulan Januari. Vinza

Layang-Layang dan Terima Kasih Waktu

  Sumber foto: pxhere Layang-Layang Minggu pagi aku ikut Ayah pergi ke pasar Di sana aku dibelikan sebuah layang-layang Sore harinya kami pergi ke tanah lapangan Menerbangkan layang-layang Ayah bilang, Untuk terbang, layang-layang butuh tali yang panjang Butuh angin menemaninya melayang di udara Butuh orang untuk memegangnya agar bisa diterbangkan Dan harus dikendalikan agar terbangnya teratur Baca juga: Titip Rindu Seperti kita, Untuk mencapai sesuatu, butuh waktu dan proses yang panjang Butuh doa, dorongan, dan ridho dari orang tua Harus berpegang teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa Dan harus bisa mengendalikan diri agar tidak jatuh ke jalan yang salah Lampung 2024 Terima Kasih Waktu Terima kasih waktu Telah hadir dalam hidupku dan menjadi bagian cerita dalam keluargaku Baca juga: Anak Itu Arfan Namanya! Aku senang, Besar dan tumbuh bersama ayah dan bunda Di kelilingi cinta juga kasih sayang dan tak pernah merasa kurang Saban hari Pelukan kehangatan selalu diberikan Selalu terjaga o...

Titip Rindu

  Foto Senja. Ist Kenang Jika mengingat perjumpaan kita rasanya lucu, apalagi setelah tahu jalur kita yang berbeda Aku yang merasa salah ucap pada temu pertama, - sedikit menjaga, khawatir jika semakin berlebihan Tapi, seiring berjalannya waktu ditambah jeda waktu kerja yang tak lagi ada, membuat kita semakin dekat dan akrab Dan, di sana aku menemukan frekuensi yang sama antara kita Rasa itu tumbuh seiring kita sering berjalan bersama Hingga jeda menyapa dan memisahkan kita dengan jarak dan waktu yang entah kapan kembali menyatukan Lampung, 31072024 Baca: Anak itu Arfan Namanya! Titip Rindu Angin Ku titipkan rindu ini padanya Bisikkan kepadanya bahwa aku masih menyimpan kenangan Sampaikan, jika harapan dan doa masih senantiasa aku lantunkan dalam tiap saat tangan menengadah pada-Nya Lampung, 31072024 Baca: Di Penghujung Mei 

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Di Penghujung Mei

Foto Wallpaper Better Di penghujung Mei merupakan rangkaian puisi-puisi Pecandu Sastra atau Disisi Saidi Fatah. Masih sama pada puisi sebelumnya, membahas perihal duka, luka, dan air mata  Bait-Bait Puisi Menjadikanmu aktor utama dalam setiap bait puisi Adalah kebiasaan yang sedang ku alami Berlama-lama bermain dengan kata, rima, dan nada, mengajakku menari dengan bayang semu Melukiskan indah senyum pada bibir mungil mu Senyum yang kerap menjadi kobar semangat bagiku Binar bening tatap matamu Menjadikanku untuk selalu menetap dan berpaling dari yang lain Teduh wajahmu adalah bagian bahagia yang ku punya  Luka dalam setiap baitku Adalah luka yang tak mampu ku bagi denganmu  Luka sebab rindu untuk bersua, yang terpisahkan oleh waktunya kita Luka untuk saling bertatap, yang terpisahkan oleh  jarak Setiap bait tertulis Aku berusaha untuk tidak menghakimi mu Sebab aku tahu, setiap kata terucap adalah doa Yang akan menjadi nyata pada masanya  Bumi Ramik Ragom, 2...

Menjelang Akhir September

  Puisi by Pecandu Sastra (IG >>> K L I K ! <<< )  Waktu-waktu menjelang akhir September Rintik rindu mulai mulai membasahi kalbu Ada kau di sana, melambaikan tangan sembari tersenyum memandang dengan amat dalam Ada rindu, ada candu, dan ada kenangan kita Setahun sudah waktu berputar Sejak kepergian mu hari itu Berbagai macam kerinduan mendominasi diksi demi diksi Setiap kata yang terukir dari hati

Puisi : Sajak 'Demokrasi' untuk Sahabatku

  Sajak 'Demokrasi' untuk Sahabatku

Aktivis Jalanan

Foto diambil ketika PMII Kab.Way Kanan - Lampung mengadakan aksi sosial penggalangan dana bagi korban gempa di Palu dan Donggala. 2018. Ist Aktivis Jalanan Oleh : Disisi Saidi Fatah (@pecandusastra96) Kader PMII Komisariat STAI AL MA'ARIF WAY KANAN, LAMPUNG " Maha karya, sebagai wujud cinta kepada kaum pergerakan. Puisi ini ditulis sebagai hadiah di Hari Lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-60 Tahun 2020. Syair indah ini pula diikutsertakan dalam lomba cipta puisi tingkat Kab.Way Kanan dalam rangka peringatan harlah PMII ke 60 yang diselenggarakan oleh PC PMII setempat" Balutan biru dan kuning Menjadi catatan sejarah langkah dan perjuangan Waktu merekam atas segala lelah dan keringat yang tertuang Biarlah. Jangan kau risau atas persepsi buruk yang mereka lekatkan padamu Teruslah berbuat, menebar kemaslahatan bagi umat Lanjutkan langkah catatan perjuangan demi terciptanya kejujuran dan kemanusiaan Apalah arti per...

Lihatlah!

Berikut adalah puisi-puisi karya Senja Jingga Purnama (SJPurnama) @pecandusastra96 Lihatlah Lihatlah! Bulan yang bersinar terang malam ini Langit membiru kelam menemaninya Secangkir kopi Menemani malamku menikmati sinar rembulan itu Menyambangi kenangan yang terukir indah dalam memori Masihkah kau ingat masa itu? Kau tersenyum menatapku Kita bersua menghabiskan malam, bercengkrama Hingga larut malam, angin menusuk sampai tulang berulang Barulah kita memejamkan mata dengan selimut cinta Yah. Mungkin semua hanya tinggal memori usang Yang menjadi kenangan                     Bumi Ramik Ragom, 12 November 2019 Penantian Panjang Tak lama lagi panantian panjang akan segera usai Debu jalanan juga musim gugur akan tergantikan Kerutan pada bibir dan kening itu Kupastikan segera berakhir dengan senyum merekah penuh bahagia Benih yang kau tanam pada rahim wanita yang kau sayang Akan segera tumbuh subur, berpijak pada tanahnya tuhan Akan t...

Aku Heran

Aku heran akhir ini banyak sekali orang-orang yang mengatasnamakan agama Tapi mereka lupa bahkan sama sekali tak tahu apa makna yang terkandung di dalamnya Teriak takbir secara lantang Tapi lupa makna dari takbir itu sendiri Allahuakbar Allahuakbar Tapi malas-malasan ketika Allahuakbar itu dikumandangkan Allahuakbar Allahuakbar Laailahaillallah Yang tidur semakin nyenyak Yang cari nafkah semakin lalai, dengan dalil lelah, cape dan sebagainya Tanpa ragu dengan lantang mengucapkan Laailahaillallah Dengan dalil jihad fii Sabilillah Tapi lupa makna Laailahaillallah itu seperti apa? Sholat sering lupa, puasa malas-malasan, shodaqoh apalagi! Lalu jihad seperti apa yang kau namakan Jihad atas siapa? Aku heran Sangatlah heran Bumi Ramik Ragom, 23 Juli 2019 Sumber : NU Lampung Online _________________________________________________ Disisi Saidi Fatah merupakan pria berdarah Lampung yang hobi membaca dan berpuisi. Pria penyuka warna biru ini menghabiskan waktunya bersama organisasi; ia aktif di...

Optimis Pada Mimpi | Puisi-Puisi Disisi

Dokumen di Candi Prambanan Yogyakarta@2017 Optimis Pada Mimpi Allah menciptakan mahluk-nya dengan sempurna Tak ada mahluk ciptaan-nya yang salah tercipta Begitu pula dengan cobaan yang ia berikan Semua tak melebihi batas kemampuan seorang hamba Jangan kaget, ketika kita diberikan cobaan oleh-nya Inilah kehidupan penuh cobaan dan rintangan Janganlah berlarut dalam kesedihan dan keterpurukan Kehidupan diluar sana menantikan kebangkitan kita Teruslah berbuat kebaikan dan bergerak Sebab Allah tak suka hamba yang banyak mengeluh dan mengeluh saja Tetap optimis pada mimpi-mimpi dan kerja keras kita Jangan pernah pesimis selagi baik dihadapan-nya Ingat, setiap cobaan yang diberikan olehnya Ada hikmah dan pelajaran untuk semua Yakinlah sinar surya akan kau dapatkan pada waktunya                     Nusantara, 18 Februari 2018 Hidup Bukan Pada Sugesti Negatif Jika hidup adalah proses menuju kebaikan Sudah wajar apabila banyak godaan dan...

Bait-Bait Puisi

Gambar hanya sebagi pemanis belaka. Senja Jingga Purnama. Dok Pribadi. 2018. Ist Oleh : Disisi Saidi Fatah | Senja Jingga Purnama Instagram : @pecandusastra96 Menjadikanmu aktor utama dalam setiap bait puisi Adalah kebiasaan yang sedangku alami Berlama-lama bermain dengan kata, rima dan nada yang mengajakku menari-nari dengan bayang semu Melukiskan indah senyum pada bibir mungilmu Senyuman yang kerap kali menjadi kobar semangat bagiku Binar bening tatap matamu, menjadikanku untuk selalu menetap dan berpaling pada yang lain Teduh wajahmu adalah sebagian bahagia yang kupunya Luka dalam setiap baitku Adalah luka yang tak mampu ku bagi denganmu Luka sebab rindu untuk bersua, yang terpisahkan oleh waktunya kita Luka untuk saling bertatap muka, yang terpisahkan jarak antar kita Setiap bait bait tertulis Aku berusaha untuk tidak menghakimimu Sebab aku tahu, setiap kata terucap adalah doa Yang akan menjadi nyata pada masanya                 ...

Masihkah Cinta di Wayka | Sajak-Sajak di Awal April

Puisi-Puisi Senja Jingga Purnama/Disisi Saidi Fatah | Terbaru, April 2020 Dokumen Pribadi.2019.Ist Sampai Batas Ini Sampai batas ini aku memahami Jika impian untuk menggapai bahagia bersamamu hanyalah ilusi Cerita fiktif penuh dengan imaji Akhir kata ini, aku pamit permisi Semoga Tuhan memberi yang lebih baik lagi Nusantara, 05042020

Mahluk itu Bernama Corona

Senja Jingga Purnama.Ist.Dokumen Pribadi.2017 Mahluk itu Bernama Corona Mahluk itu bernama Corona Mahluk kecil tak kasat mata. Ciptaan Tuhan sebagai  reminder  ingatan Meski kecil. Janganlah kau acuhkan Kecil-kecil cabai rawit Negeriku berduka. Negeri terluka Tak hanya Negeriku Bumi Pertiwi Seluruh penjuru dunia pun ikut berduka Karena hadirnya semua porak-poranda Semua takut. Semua panik. Ulahnya semakin menjadi-jadi Korban berjatuhan Isolasi dan lockdown kian menjadi Negeri bagai tak berpenghuni Corona oh Corona Karenamu aktivitas terhambat Sebabmu ekonomi melemah, ketersediaan barang menjadi langka, pekerja tak tetap menjadi angan semata Corona, nyata tak banyak yang takut padamu Justru mereka memanfaatkan hadirmu Berita bohong tentangmu banyak tersebar di media Banyak pula para petopeng menyusup masuk sebagai kemanusiaan mencari iuran kecil-kecilan Lampung, 28 Maret 2020 Negeriku Mendadak Sepi Bumi men...

Teruslah Bergerak | Puisi di Bulan Maret

Terima kasih kami ucapkan teruntuk sahabat, teman, dan saudara-saudariku semua yang telah menyempatkan mampir di blog GemilangTotal. Berikut adalah beberapa puisi yang aku tulis dari inspirasi yang mengalir selintas dalam benak, mewakili segenap rasa, segenap kata yang tak mampu terucap. Mohon selalu kritikan, masukan, dan support dari handai taulan semua. Semoga Allah (Tuhan) kita selalu memberkati kita semua. Barakallah Aamiin Kecewa Beberapa saat setelah mendapatkan kabar itu Hatiku luluh. Sedikit retak Berdiri. Tersenyum. Menarik garis lekuk bibir Alisku mengerucut ke atas. Menyembunyikan tangis hati Perlahan. Napas tertuang pelan Sampai batas ini. Tak henti bersyukur pada Tuhan atas segala nikmat yang diberi Terima kasih tuhan Usaha tak pernah menghianati hasil Bandar Jaya, 23032020 Bangkit Masihkah tak percaya dengan apa yang terbaca Bukankah semua jelas sudah Lalu apa lagi yang kau tangisi? Seberapa kuat kau berusaha, jika Tuhan tak berkehendak padamu Lantas apa yang...

Disudut Ruang Kecil Persegi

Puisi-puisi Disisi Saidi Fatah Oleh : Disisi Saidi Fatah | Senja Jingga Purnama Generasi Muda Pecandu Sastra

Kemenangan Haqiqi

Oleh ; Alfa Arkana Eounoia (Dsf) Sumber ; Liputan6.com | Ist Hari raya berlalu sudah Ramadhan pun usai kita lalui, ia telah pergi dengan segenap keluarga besarnya Kemenangan tak hanya sebatas hari raya Juga bukan sandang pangan belaka, yang serba mewah dan megah Kemenangan haqiqi adalah bagaimana kita mempertahankan apa yang sudah kita bangun Mari rebut kembali kemenangan yang fitry Jangan biarkan ia berlalu dan pergi tanpa perubahan pada diri Ramadhan boleh usai Namun puasa tak boleh hilang begitu saja Masih ada syawwal juga sunnah lainnya Tadarus al Qur'an harus tetap berkumandang Kita rebut kemenangan Bagi yang sudah tuntas tadarusan Mari mulai kembali dari laman awal Bagi yang belum mari tuntaskan Bagi yang belum sama sekali Ayo beranikan diri, unjuk gigi pada sang ilahi Sholat malam tetap berjalan Bergitu pula dengan shodaqoh dan amal kebaikan Bandar Jaya, 10 Juni 2019