Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Sajak

Sajak Demokrasi Untuk Sahabatku

Ilustrasi Pemilu. Freepik. Ist Oleh: Disisi Saidi Fatah Ada yang Datang Tanpa Diundang

Yang Sakit Adalah Kenangan

  Senja. Dokpri. 2022 Yang sakit adalah kenangan, merupakan rangkaian puisi-puisi Pecandu Sastra atau Disisi Saidi Fatah. Puisi-puisi ini ditulis di Lampung usai perjalanan panjang di Jawa Barat. 

Sajak-Sajak Patah di Pertengahan Februari

Gambar hanya pemanis. Milik pribadi dan diambil melalui Redmi Note 14©2025

Syair Rindu di Tengah Musim Hujan

Hujan malam hari. Foto oleh Pecandu Sastra©2025. Ist Rindu Sendu

Sebuah Persembahan Untuk Vinza

Gambar hanya pemanis, lagi nggak mood nyari gambar lain. | Diambil lewat smartphone pribadi di suatu malam di bulan Januari. Vinza

Titip Rindu

  Foto Senja. Ist Kenang Jika mengingat perjumpaan kita rasanya lucu, apalagi setelah tahu jalur kita yang berbeda Aku yang merasa salah ucap pada temu pertama, - sedikit menjaga, khawatir jika semakin berlebihan Tapi, seiring berjalannya waktu ditambah jeda waktu kerja yang tak lagi ada, membuat kita semakin dekat dan akrab Dan, di sana aku menemukan frekuensi yang sama antara kita Rasa itu tumbuh seiring kita sering berjalan bersama Hingga jeda menyapa dan memisahkan kita dengan jarak dan waktu yang entah kapan kembali menyatukan Lampung, 31072024 Baca: Anak itu Arfan Namanya! Titip Rindu Angin Ku titipkan rindu ini padanya Bisikkan kepadanya bahwa aku masih menyimpan kenangan Sampaikan, jika harapan dan doa masih senantiasa aku lantunkan dalam tiap saat tangan menengadah pada-Nya Lampung, 31072024 Baca: Di Penghujung Mei 

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Di Penghujung Mei

Foto Wallpaper Better Di penghujung Mei merupakan rangkaian puisi-puisi Pecandu Sastra atau Disisi Saidi Fatah. Masih sama pada puisi sebelumnya, membahas perihal duka, luka, dan air mata  Bait-Bait Puisi Menjadikanmu aktor utama dalam setiap bait puisi Adalah kebiasaan yang sedang ku alami Berlama-lama bermain dengan kata, rima, dan nada, mengajakku menari dengan bayang semu Melukiskan indah senyum pada bibir mungil mu Senyum yang kerap menjadi kobar semangat bagiku Binar bening tatap matamu Menjadikanku untuk selalu menetap dan berpaling dari yang lain Teduh wajahmu adalah bagian bahagia yang ku punya  Luka dalam setiap baitku Adalah luka yang tak mampu ku bagi denganmu  Luka sebab rindu untuk bersua, yang terpisahkan oleh waktunya kita Luka untuk saling bertatap, yang terpisahkan oleh  jarak Setiap bait tertulis Aku berusaha untuk tidak menghakimi mu Sebab aku tahu, setiap kata terucap adalah doa Yang akan menjadi nyata pada masanya  Bumi Ramik Ragom, 2...

Aktivis Jalanan

Foto diambil ketika PMII Kab.Way Kanan - Lampung mengadakan aksi sosial penggalangan dana bagi korban gempa di Palu dan Donggala. 2018. Ist Aktivis Jalanan Oleh : Disisi Saidi Fatah (@pecandusastra96) Kader PMII Komisariat STAI AL MA'ARIF WAY KANAN, LAMPUNG " Maha karya, sebagai wujud cinta kepada kaum pergerakan. Puisi ini ditulis sebagai hadiah di Hari Lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-60 Tahun 2020. Syair indah ini pula diikutsertakan dalam lomba cipta puisi tingkat Kab.Way Kanan dalam rangka peringatan harlah PMII ke 60 yang diselenggarakan oleh PC PMII setempat" Balutan biru dan kuning Menjadi catatan sejarah langkah dan perjuangan Waktu merekam atas segala lelah dan keringat yang tertuang Biarlah. Jangan kau risau atas persepsi buruk yang mereka lekatkan padamu Teruslah berbuat, menebar kemaslahatan bagi umat Lanjutkan langkah catatan perjuangan demi terciptanya kejujuran dan kemanusiaan Apalah arti per...

Masihkah Cinta di Wayka | Sajak-Sajak di Awal April

Puisi-Puisi Senja Jingga Purnama/Disisi Saidi Fatah | Terbaru, April 2020 Dokumen Pribadi.2019.Ist Sampai Batas Ini Sampai batas ini aku memahami Jika impian untuk menggapai bahagia bersamamu hanyalah ilusi Cerita fiktif penuh dengan imaji Akhir kata ini, aku pamit permisi Semoga Tuhan memberi yang lebih baik lagi Nusantara, 05042020

Mahluk itu Bernama Corona

Senja Jingga Purnama.Ist.Dokumen Pribadi.2017 Mahluk itu Bernama Corona Mahluk itu bernama Corona Mahluk kecil tak kasat mata. Ciptaan Tuhan sebagai  reminder  ingatan Meski kecil. Janganlah kau acuhkan Kecil-kecil cabai rawit Negeriku berduka. Negeri terluka Tak hanya Negeriku Bumi Pertiwi Seluruh penjuru dunia pun ikut berduka Karena hadirnya semua porak-poranda Semua takut. Semua panik. Ulahnya semakin menjadi-jadi Korban berjatuhan Isolasi dan lockdown kian menjadi Negeri bagai tak berpenghuni Corona oh Corona Karenamu aktivitas terhambat Sebabmu ekonomi melemah, ketersediaan barang menjadi langka, pekerja tak tetap menjadi angan semata Corona, nyata tak banyak yang takut padamu Justru mereka memanfaatkan hadirmu Berita bohong tentangmu banyak tersebar di media Banyak pula para petopeng menyusup masuk sebagai kemanusiaan mencari iuran kecil-kecilan Lampung, 28 Maret 2020 Negeriku Mendadak Sepi Bumi men...

Teruslah Bergerak | Puisi di Bulan Maret

Terima kasih kami ucapkan teruntuk sahabat, teman, dan saudara-saudariku semua yang telah menyempatkan mampir di blog GemilangTotal. Berikut adalah beberapa puisi yang aku tulis dari inspirasi yang mengalir selintas dalam benak, mewakili segenap rasa, segenap kata yang tak mampu terucap. Mohon selalu kritikan, masukan, dan support dari handai taulan semua. Semoga Allah (Tuhan) kita selalu memberkati kita semua. Barakallah Aamiin Kecewa Beberapa saat setelah mendapatkan kabar itu Hatiku luluh. Sedikit retak Berdiri. Tersenyum. Menarik garis lekuk bibir Alisku mengerucut ke atas. Menyembunyikan tangis hati Perlahan. Napas tertuang pelan Sampai batas ini. Tak henti bersyukur pada Tuhan atas segala nikmat yang diberi Terima kasih tuhan Usaha tak pernah menghianati hasil Bandar Jaya, 23032020 Bangkit Masihkah tak percaya dengan apa yang terbaca Bukankah semua jelas sudah Lalu apa lagi yang kau tangisi? Seberapa kuat kau berusaha, jika Tuhan tak berkehendak padamu Lantas apa yang...

Kemenangan Haqiqi

Oleh ; Alfa Arkana Eounoia (Dsf) Sumber ; Liputan6.com | Ist Hari raya berlalu sudah Ramadhan pun usai kita lalui, ia telah pergi dengan segenap keluarga besarnya Kemenangan tak hanya sebatas hari raya Juga bukan sandang pangan belaka, yang serba mewah dan megah Kemenangan haqiqi adalah bagaimana kita mempertahankan apa yang sudah kita bangun Mari rebut kembali kemenangan yang fitry Jangan biarkan ia berlalu dan pergi tanpa perubahan pada diri Ramadhan boleh usai Namun puasa tak boleh hilang begitu saja Masih ada syawwal juga sunnah lainnya Tadarus al Qur'an harus tetap berkumandang Kita rebut kemenangan Bagi yang sudah tuntas tadarusan Mari mulai kembali dari laman awal Bagi yang belum mari tuntaskan Bagi yang belum sama sekali Ayo beranikan diri, unjuk gigi pada sang ilahi Sholat malam tetap berjalan Bergitu pula dengan shodaqoh dan amal kebaikan Bandar Jaya, 10 Juni 2019

Dipenghujung Mei | Puisi Rindu

Oleh : Alfa Arkana Eounoia (DSF) Dipenghujung Mei, dikala senja sore itu Bergegas menepis genangan air yang mengguyur setiap langkah Dingin cuaca senja itu tak aku hiraukan, demi berjumpa kau seorang Aku tak ingin menyiakan kesempatan Menebus rindu menembus waktu bersamamu Tak sabar menikmati panorama indah pada bibirmu Senyum yang membuat aku ingin selalu menetap Tak pedulikan apa yang terjadi pada diriku Berjumpa denganmu. Hal itu yang s'lalu ada di benak ku Rinduku harus segera berakhir di penghujung Mei ini Aku ingin kembali tersenyum, bahagia menyambut Juni nanti Aku ingin kisah yang terukir pada Juni tak lagi ada duka maupun luka Jika nanti ada. Aku harap tak sedikit namamu tercatat Aku rindu senyum merekah pada bibirmu Yang kau lontarkan dengan tulus padaku, sebagaimana tempo lalu Blambangan Umpu, 31 Mei 2019

Meski Sekedar Menatap

#MrRj Untuk sekedar menatapmu aku takut, apalagi jika bertegur sapa Aku tak ingin hal sama terulang kembali, kau pergi tanpa permisi menyisakan luka direlung hati Taat kala kutanya mengapa, selalu saja dalil tak jelas yang kuterima Kau bungkam tanpa bicara, membuat diriku bertanya-tanya Sebab apa kau tiba berubah tak lagi cinta Senyum saja kau sudah enggan untuk menyuguhkan Belum sepekan kau menetap, lalu kau pergi tanpa permisi Setiap saat aku meminta agar kau mengklarifikasi Selalu saja hal itu membuatmu naik tensi Setiap perhatian aku berikan, kau enggan menerima Namun dibelakang kau bilang masih ingin bersama Aku tak paham akan sandiwara yang kau mainkan Benarkah kau cinta atau hanya pura-pura Asshiddiqiyah Way Kanan, 19 Mei 2019

Diary di Januari 2019 | Untukmu Yang Tak Pernah Respon

Freepic. ist Mungkin benar apa yang mereka katakan. Aku mengerti itu bukan hanya sekedar sindiran tapi lebih dari sekedar masukan yang mematikan. Berjuang mati-matian dengan ribuan pengharapan yang tak kunjung mendapatkan pencerahan. Berkorban demi seorang yang lain harus tumbang? Tapi tak sedikit pun kau peduli atau respon positif darimu. Aku bingung harus terus bergerak atau malah diam menyerah dan pergi tanpa kembali. Mereka bilang aku manusia paling bodoh yang memperjuangkan orang yang tak pernah menghargai setiap pengorbanan, yah terkadang memang benar apa yang mereka katakan.  Entahlah aku masih bimbang dengan seribu pertimbangan yang masih aku ragukan.

Diary Untuk RJ

Tuhan memberimu mata untuk kau melihat Tuhan memberimu kedua telinga sebagai indra pendengaran mu Tuhan memberimu rasa untuk kau rasakan setiap detik-detik dalam hidupmu Melihat, mendengar, merasakan mana yang baik agar kau bisa mencontohnya Dan melihat, mendengar, serta merasakan yang buruk untuk kau ambil hikmahnya Tuhan pula telah memberimu mulut untuk kau bicara yang baik-baik, serta hati agar kau bisa menyaring kata-kata yang akan kau ucapkan nanti, agar tak ada yang tersakiti Tuhan juga telah memberi kita hati, yang entah bagaimana bentuk dan rupanya Namun Tuhan tidak pernah salah dalam menciptakan hal itu. Sebab hati mampu merasakan semua Pesanku pergunakanlah hatimu untuk berbagi cinta dan kasih sayang sebelum semua pergi dan menghilang Jangan kau goreskan luka apalagi setetes tinta, sebab meski hanya sepercik debu tak dapatlah kita menghapusnya, kecuali atas izin yang maha kuasa. Aku memilihmu bukan berarti tak ada yang lain. Namun aku memilihmu sebab ...

Sebuah Puisi Untukmu | Begitu Cepat

Gambar hanyalah pemanis : Disisi Saidi Fatah saat mengikuti Diklatsar Banser PC GP Ansor Way Kanan ke IX Th 2015 di Bumi Baru, Blambangan Umpu. Dokumen Pribadi. ist

Rasa Yang Tak Biasa

Kala kita tak saling tatap Ada rasa untuk bisa menetap Menghabiskan waktu bersua Meski tak selamanya bersama Aku harap akan ada waktu berjumpa Untuk bisa melepas rindu pada atma Namun apa dinyana Kau pergi entah kemana Tak sedikit memberi kabar Meski hanya melalui selembar kertas Way Kanan, 30 Juli 2018

Muhammad Salman Alfarizi

Untukmu Penyemangatku.. Rindu sangatlah aku Muhammad Salman Alfarizi M ana mungkin aku pergi U ntuk meninggalkanmu sendiri H ari semua akan sunyi A pabila kau tak lagi mengisi hati M ana mungkin aku bisa menyendiri M elangkahkan kaki tanpa iringan penyemangat diri A ku harap kita masih setia D alam menjalani hidup penuh tanda tanya S elama kehadiranmu A ku tak lagi bersedih hati L uka lama perlahan mulai membaik M emang Allah itu lebih tahu A kan cara menghidupkan semangat diri N yatanya ketika kau hadir semua mulai membaik A ku harap kau selalu ada dan semangat L ewati semua tantangan hidup F rustasi harus dipatahkan dengan prestasi A gar kelak hidup semakin berisi R indu akan selalu bersama I ngin segera melepas rasa, namun belum bisa Z ikir, hanya itu yang mampu terlaksana I iringi segala harapan dan doa Indonesia, 8 Agustus 2018