Disudut Ruang Kecil Persegi





Puisi-puisi Disisi Saidi Fatah

Oleh : Disisi Saidi Fatah | Senja Jingga Purnama
Generasi Muda Pecandu Sastra


Disudut Ruang Kecil Persegi

Detak. Tetes air tabung persegi mengalir pelan ke sekujur tubuh
Pagi ini. Tubuh lunglai. Terbaring lemah
Makanan lezat tak lagi mampu terlahap
Pelepas dahaga tak lagi mampu bersanding dalam tenggerokan
Semua tergantikan. Pahit asupan rumah sakit
Lelah. Lemah. Terbaring
Hening. Sunyi. Menikam
Sehat itu mahal sayang
Bersyukurlah atas rahmat dan nikmat yang tuhan kau berikan

            
        RS Harapan Bunda, 02022020



Untukmu Yang Aku Sayang

Sekeras apapun sikapmu, sama sekali aku tak perduli
Yang aku tahu, kau adalah mahluk tuhan yang harus aku jaga
Perihal mencintaimu bukanlah suatu keterpaksaan, apalagi hanya kebetulan
Cinta itu hadir, dipertemukan waktu yang telah ditentukan tuhan
Sebab aku menyayangimu, bukan sekadar butuh tempat sandar, apalagi mengisi kekosongan hati


                    Bandar Jaya, 04022020




Harapan Hampa

Sampai kalimat ini tertuang
Tak satupun tanya melayang. Hanya diam.
Meski hati menangis, menahan luka. Sampai kini tegar masih terusaha
Tak sanggup bertanya, hal apa yang membuatmu berubah
Cukup sudah. Memo usang menampung segala kenangan
Harapan luang yang kau berikan
Nyatanya semua hampa

                Bandar Jaya, 04022020




Semangat

Tak perlu takut melangkah
Khawatir. Biasa saja
Tak perlu banyak menaruh harap. Pada manusia.
Majulah. Gerak kedepan
Jangan ragu. Jangan bimbang
Doa ibu selalu menyertai
Kau tak sendiri. Masih ada Tuhan, selalu menemani

                Bandar Jaya, 04022020

No comments

Bagian 1 - Tiga Puluh Jam Bersama Habibana

1/ Nabastala biru kian memudar, merah, jingga, orange, menggantikan peran memadati pemandangan senja yang kian tenggelam. Segera, usai berd...

Powered by Blogger.