Skip to main content

Menyingkap Dunia Malam dari Novel Re dan peRempuan

Novel Re dan peRempuan karya Kang Maman Suherman. Dokpri. 2023


       Dunia malam banyak dianggap sebagai dunia yang gemerlap dan menyesatkan bagi kehidupan. Namun, keindahan yang fana dan kenikmatan duniawi yang sesaat ini kian marak dan banyak diminati, padahal sudah jelas ia menjadi celah penghancur kehidupan.

 


Lantas, bagaimana dengan mereka para pelakunya? Benarkah mereka yang berperan di dalam dunia tersebut seutuhnya atas kemauan mereka atau dikarenakan keterpaksaan?


Melalui novel bernuansa biru kelam, dengan ketebalan tiga ratus tiga puluh halaman - Maman Suherman selaku penulis mengungkap sisi lain dunia malam yang selama ini aku ketahui dari bahan bacaan. Sekilas, novel ini nampak cantik dan rupawan - namun ternyata ia menyimpan banyak kisah luka yang menganga dan dalam.


Novel ini diangkat dari kisah nyata, yang dialihkan dari tugas akhir sang penulis dalam bentuk skripsi saat dirinya menjadi mahasiswa sarjana jurusan Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Indonesia (UI). 


Perjalanan panjang yang membawa dirinya masuk ke dalam dunia kelam - kehidupan Sang 'Kupu-Kupu Malam', berawal dari sosok Rere atau yang akrab disapa Re, yang ia anggap sekadar objek penelitian skripsinya. Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya, ia terlibat masuk lebih jauh ke dalam dunia gemerlap itu.


Kisah hidup Re yang berliku, menyeret si penulis melangkah jauh ke dalam. Ia terpaksa terlibat dalam sisi gelap dunia pelacuran yang bersimbah darah, dendam, dan air mata. 


Baca: "How to Make Millions Before Grandma Dies", Drama Keluarga Thailand yang Mengaduk Emosi


Re adalah seorang remaja yang kabur ke Ibukota dari kampung halamannya. Ia terpaksa melarikan diri usai mendapatkan pelecehan seksual dari keluarga dekatnya, dan dipaksa untuk menggugurkan janin yang tengah ia kandung oleh pihak keluarga. 


Karena tidak ingin menggugurkan kandungannya tersebut, Re pergi meninggalkan rumah dan kampung halaman - mengadu nasib ke Ibukota.


Di Ibukota ia bingung, hendak mencari kerja di mana untuk menyambung hidup. Sanak keluarga maupun kenalan pun tak punya. 


Di tengah kerisauan yang melanda dirinya, seseorang yang menjelma malaikat tak bersayap datang menawarkan bantuan. Re diajak tinggal di rumahnya dan akan dicarikan pekerjaan, bahkan Re pun bisa merawat kandungannya hingga ia melahirkan.


Sebagaimana pepatah mengatakan; "Ada udang di balik batu," seperti itulah kebaikan orang yang menjelma malaikat tak bersayap - yang membantu Re. 


Baca: Usai Pada Kata Pisah


Setelah Rere melahirkan, ia diberikan sebuah catatan keuangan, dari hari pertama hingga saat ia melahirkan. Biaya makan-minum, penginapan, hingga biaya melahirkan, dan lainnya. 


Dengan nominal puluhan juta, sosok Re dijebak oleh malaikat tak bersayap untuk turut serta sebagai pion dalam dunia gelap (dunia per pelacuran). Hal ini tidak mampu Re tolak, sebab tidak hanya nyawanya yang terancam, juga buah hatinya.


Banyak sosok yang digambarkan dalam novel yang diterbitkan melalui Penerbit POP yang merupakan imprint Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) ini. Hanya saja titik fokus utama adalah Re, yang merupakan objek utama skripsi.


Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kisah di balik buku yang terbit pada April 2021 ini, di antaranya; bahwa mereka yang saat ini larut di jalan gelap, tidaklah semata-mata karena keinginan dan kemauan mereka. Ada yang terpaksa dan dijebak sebagaimana Re dan beberapa kawannya di dalam novel ini. 


Bagaimana jaringan dan para pelaku utama dalam dunia gemerlap melancarkan urusannya. Juga risiko apabila meninggalkan dunia pelacuran. 


Baca: Poin Penting dari Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa!


Di dalam novel ini pula dijelaskan bahwa kehidupan indah dan istimewa tidak menjamin kebahagiaan dan keserasian kehidupan seseorang. 


Sebagaimana digambarkan dengan gamblang sepasang suami-istri yang berstatus pejabat dan memiliki kedudukan - justru ikut terlibat sebagai konsumen dalam dunia pelacuran. Dan masih banyak sosok-sosok lain yang mengorbankan diri untuk kenikmatan sesaat ini. 


Buku ini tidak hanya menjadi teman duduk, tapi ia lebih sebagai petunjuk yang menuntun pembaca ke arah sudut pandang berbeda. 


Dengan ini, banyak kesimpulan yang bisa kita tarik, salah satunya mengajak kita untuk memperbanyak syukur, mensyukuri hal-hal sekecil apapun dalam kehidupan, agar menjadi lebih indah. 


Dan, tentunya sebagaimana saya katakan di awal, bahwa tidak semua mereka yang terjerumus ke dalam dunia gemerlap ini atas kemauan dan kesukaan.


Identitas Buku:


Judul: Re dan peRempuan

Penulis: Maman Suherman

Penerbit: POP (KPG Grup)

Halaman: vi + 330

Cetakan I: April 2021

ISBN: 9786024815615


***Artikel ini pertamakali dipublikasikan di Kompasiana pada Januari 2024.

Comments

Popular posts from this blog

Pelukan yang Tak Selesai [Cerbung]

Ilustrasi oleh AI Halo sahabat pembaca, terima kasih ya telah setia mampir dan membaca setiap karya kami. Salam hangat dari aku Cendekia Alazzam dan beberapa nama pena yang pernah aku kenakan 😁🙏. 

Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi

  Gambar dibuat oleh AI. Halo, sahabat pembaca. Salam kenal, aku Cendekia Alazzam. Aku hendak menulis cerita bersambung, kurang lebih ada 10 bab. Dengan judul besar "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi". Bergenre Fiksi Realis, Drama Keluarga, dan Romance.

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Selamat Ulang Tahun Sahabat Kecil

Selamat ulang tahun kecilku. Dokpri©2025. Ist

Tiga Puluh Jam Bersama Habibana

Kenangan Habibana dan Abah serta rombongan. Foto Pecandu Sastra. Dokpri   Jum'at itu menjadi pembuka perjalanan yang mengesankan. Nabastala biru menghampar semesta sore, perlahan mulai memudar. Segera usai berdzikir aku telah bersiap menemani Abah dan jamaah memenuhi undangan majelis peringatan Isra' Mi'raj di salah satu desa di bagian Bogor Timur. Abah, demikian aku memanggil laki-laki yang tengah berusia 50 tahun itu. Seorang pendakwah yang begitu istiqomah, gigih, penyabar, dan sangat mencintai ilmu. Beberapa bulan belakang, aku kerap menemani beliau berdakwah di desa tersebut, sepekan sekali. Tak peduli gerimis, hujan, dingin, ataupun panasnya cuaca, lelah setelah beraktivitas sekalipun, beliau terus istiqomah tanpa absen. Kecuali uzur yang mendesak. Hal tersebut yang menjadi salah satu yang aku kagumi dari sosok Abah. Sore itu, rombongan dijadwalkan berangkat sebelum maghrib. Dikarenakan perjalanan yang cukup memakan waktu, apalagi hari kerja, jam-jam segitu adalah pu...