Skip to main content

Sepuluh Penyebab Husnul Khatimah

Sumber: suaramuhammadiyah. istimewa 


_______________________


Pada suatu ketika, ada kwan yang membagikan sebuah pesan singkat yang berisi hikmah luar biasa. Dengan judul sepuluh penyebab Husnul Khatimah. Setelah aku baca, rasanya sangat disayangkan apabila tidak dibagikan kepada publik agar pesan kebaikan ini dapat terus berlanjut dan menjadi amal jariyah untuk kita semua. 


Oleh karenanya, izinkan aku mempublikasikannya di blog ini dengan harapan juga ikut kebaikan kecipratan berkah dan pahala kebaikan dari tulisan yang dibuat oleh seseorang yang entah siapa sumber utamanya. 


Adapun sebab-sebab kematian husnul khatimah sebagaimana dikutip dari rangkuman dakwah Al-Habib Umar bin Muhammad  bin Salim bin Hafidz. 

Suatu ketika ada seseorang bertanya, apa sebab-sebab yang menyebabkan kematian seseorang husnul khatimah? Habib Umar pun menjawab; "Semoga Allah mengaruniai, memberi dan memuliakan kita dengan kematian yang baik. Setiap orang beriman yang berakal, wajib baginya berfikir tentang hal-hal yang menyebabkan seseorang wafat dalam keadaan husnul khotimah," demikian beliau memulai pembicaraan.


Baca juga: Berkah Ratib, Mata Sembuh Usai Terkena Cipratan Lem
 


Diantara sebab-sebab wafat husnul khotimah adalah; pertama, memperbanyak berdzikir dengan menyebut nama Allah. Kedua, banyak membaca Al-Quran. Ketiga, sering mengingat tempat kembali manusia (kematian dan alam kubur) dan saat berdiri kelak dihadapan Allah (Kiamat, Hari penghisaban, Mahsyar).


Lalu, keempat, menjalin ikatan dengan Nabi Sollallahu alaihi wa Sallam (SAW). Kelima, memperbanyak bershalawat kepada Nabi Sallallahu alaihi wa sallam. Keenam, menjaga ibadah fardhu dan menghadirkan hati saat melakukannya. Ketujuh, berbelas kasih terhadap orang Islam dan seluruh makhluk hidup.


Dan, kedelapan, ialah menghibur orang beriman yang sedang sedih, dan menyisipkan kegembiraan ke dalam hati mereka. Kesembilan, memenuhi atau membantu keperluan orang-orang yang berada dalam kondisi darurat dalam kehidupannya. Lalu, kesepuluh ialah sering memohon kepada Allah agar diwafatkan dengan husnul khotimah.


Baca juga: Lima Pusaka Kehidupan dari Novel Janji Tere Liye 


Diriwayatkan, bahwa Iblis pernah berkata; "Mereka yang meminta kematian yang baik kepada Allah, telah mematahkan punggungku. Aku akan mengatakan, 'Kapankah orang ini akan menjadi bangga dengan amalnya.' Aku takut ia telah menjadi pandai."


Iblis takut jika manusia menjadi pandai dan memahami hakikat hidup, karena hal itu berarti bahwa ia telah menjauh dari sifat bangga diri (ujub) yang disebabkan oleh rasa takutnya terhadap kematian yang jelek.


Makna kematian yang baik adalah wafat dalam keadaan beriman. Sedangkan kematian yang baik itu memiliki beberapa derajat.


Di antara derajat kematian yang baik adalah: Seseorang wafat dalam keadaan terjaga iman dan Islamnya. Lalu derajat yang lebih tinggi lagi adalah, wafat dalam keadaan menyibukkan diri berzikir menyebut nama Allah, disertai rasa cinta yang menguasai dirinya kepada Allah dan Rasul-Nya serta pertemuan dengan Allah.


Wallahu a'lam


Sumber rujukan: (Taujih an-Nabih Li Mardhah Barih karya Al-‘Allamah Habib Umar bin Hafizh)


والله اعلم بالصواب


۞ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ْعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ‎ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ ۞


Baca juga: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Namun Kecewa dan Terdiam

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.