Skip to main content

Posts

Alasan Habib Umar bin Salim bin Hafidz Tidak Memperbolehkan Menaruh HP di Saku Baju!

  Foto Pexels. Its Pada suatu ketika, entah kesekian berapa kalinya aku ikut mengawal Abah dalam mensyiarkan dakwah Islam di kampung nun jauh dari keramaian dan hingar-bingar kota. Sejak tidak lagi disibukkan oleh aktivitas pabrik, aku senang mendampingi beliau. Bukan keterpaksaan atau ingin mengambil hatinya, bagiku suatu kesenangan dan memang nyaman berada di dekat beliau, apalagi melakukan hal yang memberi dampak baik juga kemaslahatan. Jika ikutnya diriku bersama beliau adalah suatu keterpaksaan atau kepura-puraan guna mendapat perhatian, sudah jauh mentalku tumbang. Panas, hujan, bahkan berkali-kali merasakan dinginnya terpaan angin malam. Aku salut dengan beliau yang masih gigih, penuh energik, dan istiqomah dalam pengembaraan syiar dakwah pada usia yang sudah memasuki tahun emas. Di sini, aku hendak ingin berbagi sesuatu yang menurutku sangat layak untuk dibagikan dan diketahui khalayak ramai. Kelihatannya sangat sederhana, sepele, tapi memiliki dampak yang besar. Sebagaima...

Pentingnya Menata Niat

Dokpri Ada sebuah kisah yang sangat menyentuh, perihal pentingnya menata niat dalam hal apapun itu. Kisah ini diceritakan oleh guru kami, Habibana Sayyid Mustofa bin Usman bin Yahya, Pimpinan Majelis Ta'lim Al-Musthofawiyah Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat - saat mengawal beliau ziarah ke waliyullah di Gunung Gambir, Cianjur, beberapa hari lalu. Sembari jagongan, menikmati kudapan buah rambutan dan mineral yang disajikan Kang  Karim di gubuk beliau yang rindang, ditemani sejuknya sepoi angin khas pegunungan. Beliau, Habib Mustofa berkisah. Ada seorang santri yang bersilaturahmi ke rumah salah satu ajengan, ia membawa buah pisang. Sedari rumah ia sudah berniat untuk menyambung silaturahmi, sama sekali tidak ada niat lain. Ajengan ini terkenal darmawan, ramah, dan baik. Baginya siapapun tamu harus dijamu dan diperlakukan dengan baik. Setiap tamu tidak boleh pulang dengan tangan kosong. Ajengan itu bingung hendak membalas buah tangan santri tersebut, sebab di rumahnya tidak ters...

Tiga Puluh Jam Bersama Habibana

Kenangan Habibana dan Abah serta rombongan. Foto Pecandu Sastra. Dokpri   Jum'at itu menjadi pembuka perjalanan yang mengesankan. Nabastala biru menghampar semesta sore, perlahan mulai memudar. Segera usai berdzikir aku telah bersiap menemani Abah dan jamaah memenuhi undangan majelis peringatan Isra' Mi'raj di salah satu desa di bagian Bogor Timur. Abah, demikian aku memanggil laki-laki yang tengah berusia 50 tahun itu. Seorang pendakwah yang begitu istiqomah, gigih, penyabar, dan sangat mencintai ilmu. Beberapa bulan belakang, aku kerap menemani beliau berdakwah di desa tersebut, sepekan sekali. Tak peduli gerimis, hujan, dingin, ataupun panasnya cuaca, lelah setelah beraktivitas sekalipun, beliau terus istiqomah tanpa absen. Kecuali uzur yang mendesak. Hal tersebut yang menjadi salah satu yang aku kagumi dari sosok Abah. Sore itu, rombongan dijadwalkan berangkat sebelum maghrib. Dikarenakan perjalanan yang cukup memakan waktu, apalagi hari kerja, jam-jam segitu adalah pu...

#CERITA : Dari Niat yang Terealisasi Berkah Wasilah Tawassul Kepada Baginda Nabi SAW dan Para Wali Allah

  Gapura selamat datang 1 Abad NU yang terletak di gerbang depan pintu masuk menuju Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur. Di jam sekian, setelah jalan kaki beberapa kilo melewati ratusan Nahdliyyin yang memadati jalan. DokPri/7223.ist      Puncak peringatan hari lahir ke satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) atau 100 tahun NU dalam hitungan hijriyah yang digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur telah usai dan berhasil diselenggarakan dengan sukses dan meriah. Rangkaian demi rangkaian acara diadakan, dari; istighosah dan doa bersama, ziarah kubur, muktamar pemikiran, sarasehan, sholawat bersama, ijazah kubro, hingga pameran seni dan budaya.

Dua Poin Penting Pada Novel Merindu Baginda Nabi Karya Kang Abik

  Novel Merindu Baginda Nabi karya Habiburrahman El Shirazy (Kang Abik) | Foto oleh Pecandu Sastra©2022.ist       Siapa yang tidak mengenal sosok Habiburrahman El Shirazy atau yang lebih akrab disapa Kang Abik. Seorang novelis nomor 1 di Indonesia yang karyanya tak pernah padam di hati para pembaca.  Bagaimana tidak, setiap karya yang ditulis oleh sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini selalu menginspirasi. Banyak kalimat-kalimat yang menggetarkan jiwa, menjadi bagian sarana dakwah Islami. 

Terima Kasih Untuk Waktu yang Lupa Aku Syukuri

  Panorama alam di sekitar Legok Jamboe, Kec. Cariu, Kab. Bogor, Jawa Barat | Pecandu Sastra Photo©2022.ist "Sebenarnya, kita yang kurang peka. Setiap keadaan ada hikmah yang dapat dipetik dan menjadi pelajaran tak ternilai. Kita yang kurang bersyukur, hingga hati jadinya kufur."   "Antum harus banyak bersyukur, karena antum sedang Allah selamatkan," demikian sepenggal kalimat meluncur bebas dari bibir salah satu jama'ah majelis ta'lim malam itu. 

Si Kecil yang Membuatku Cemburu

          A ku nggak tahu, hadirnya sebuah ketidaksengajaan atau memang takdir yang telah menjadi bagian skenario Tuhan (Allah Subhanahu Wata'ala).