Skip to main content

Sebuah Catatan Kecil Saat Mengikuti BPUN MataAir Way Kanan 2015

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan bagi kita semua, baik nikmat sehat ataupun nikmat yang lainnya.
Saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami untuk bergabung dalam program singkat yang sangat bermanfaat.
Santren Kilat Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (SANLAT BPUN).

Kunjungan pengusaha batu akik dan pemberian materi kewirausahaan Sanlat BPUN MataAir Way Kanan 2015 | Dok.BPUN Way Kanan/2015

Banyak yang kita dapatkan baik pelajaran, pengajaran, pengetahuan, wawasan, serta pengalaman.
Selain diajarkan materi yang akan diuji dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 9 Juni 2015 mendatang,  kami juga diajarkan banyak hal.
Mulai dari life skill (kecakapan hidup), akademik, non-akademik, sampai religius.
Kami juga diajarkan berorganisasi, bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan baru, berkomunikasi. Mengenal teman, sahabat,  saudara, serta keluarga baru.

Kegiatan Sanlat BPUN yang berlangsung pada 18 Mei - 1 Juni 2015.
Di pokdok pesantren Tahfidzul Qur'an Bambangan Umpu, Way Kanan.
Mendapat banyak apresiasi dari berbagai kalangan masyarakat waykanan.
Selama masa karantina peserta sanlat bpun dilatih untuk kebersamaan, kekompakan, lebih peduli dengan teman, lebih mandiri, dan mencari jati diri yang sebenarnya.
Juga diajarkan lebih percaya diri, lebih berani tampil kedepan, dan lebih optimis.

"Saya pribadi merasa ada peningkatan pada diri, bisa lebih berani, lebih percaya diri, tidak takut lagi untuk tampil kedepan dan juga bergaul, ibadah saya juga makin bertambah. Saya sangat berterima kasih kepada Yayasan Mata Air yang bekerja sama dgn Ansor waykanan dalam program ini.

Terima kasih juga kepada Bapak "H.Bustami Zaenudin & Dr.Hj. Rina Marlina M.Si" selaku Bupati Way Kanan dan Ketua PKK Way Kanan, yang telah memberikan kesempatan kpd kami untuk bergabung dlm BPUN, Mempasilitasi kami, serta membimbing,  dan menasehat kami.  Terima kasih juga kepada Para Tutor dan juga pembicara yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Terima kasih kepada pak Gatot Arifianto selaku manajer BPUN sekaligus Ketua GP Ansor Way Kanan, yang telah memberikan kesempatan untuk ikut bergabung dalam program ini, yang telah membimbing, membina, menasehat, memberi arahan kepada kami, serta berbagi pengalaman dan ilmu. Terima kasih juga sudah memotivasi, menginspirasi kami sehingga kami jadi yakin dan berani, lebih optimis.
Engkau adalah Idola, motivator, inspirator, guru, serta pembimbing kami.

Terima kasih juga untuk sahabat, teman, dan saudara yang telah mensupport.
Kita adalah keluarga, kita adalah NU, Kita adalah generasi muda penerus bangsa, kita adalah orang-orang yang jenius, cerdas, pintar, dan terdepan. Kita adalah orang2 terpilih

Kita adalah bhineka tunggal ika "Berbeda - Beda Tapi Tetap Satu".
Sukses untuk kita, sukses untuk semua
Optimis bisa :-D

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.