Skip to main content

Mengheningkan Cipta

Tulisan singkat saya, di hari istimewa kita. Hari Pahlawan
Untuk mengenang para jasa pahlawan kita serta mengevaluasi diri kita, supaya makin membaik kedepan. Aamiin

Mengheningkan Cipta
Oleh : Disisi Saidi Fatah (Alfa Arkana Euonoia)


Sejenak, terdiam
Hening, sunyi, sepi
Menyapaku pagi ini
Terdiam dan membisu

Tak ada kata
Hanya jiwa dan raga
Berdiri kokoh dihadapan mata
Mengheningkan cipta

Perlahan,
Tetes air mata
Mulai bercucur, tak teratur
Menangisi para pejuang bangsa

Kembali terputar
Nostalgia lama, kegigihan para pejuang bangsa
Berebut, memperjuangkan hak
Menegakkan keadilan
Menuju bangsa yang sejahtera

Wahai pemuda,
Apa yang telah kita beri
Untuk pejuang bumi pertiwi
Apa yang kita perbuat?
Apa yang telah disumbangkan
Demi bumi nusantara!

Generasi kita sungguh terlalu
Tak pernah menghargai pejuang bangsa
Tak pernah mensyukuri nikmat dari pahlawan kita

Hoax, fitnah, dan isu kebencian
Bertebaran
Menjadi pemecah belah bangsa
Beda pendapat, beda kepercayaan
Membuat tak rukun dan memutus silaturahmi antar saudara

Dimana sikap kita?
Yang tak menghargai jasa pahlawan pendahulu
Berjuang. Bercucuran darah
Memperjuangkan dan menyatukan bangsa
Di bumi ibu pertiwi

Hari ini, kami menghukum diri
Menebus kesalahan dan khilaf
Dengan menabur bunga dan mengirim doa
Kepada para lelulur dan pejuang bangsa
Atas jasa yang telah diperjuangkan
Untuk kami, anak, cucu, penerus bangsa

Way Kanan, Lampung, 10 November 2017




Keterangan foto :
~ Foto merupakan dokumentasi saya, pada perayaan Hari Pahlawan tahun lalu, yakni pada 10 November 2016 di Pondok Pesantren Al-Falakhussha'adah Pakuan Ratu, Way Kanan, Lampung.
Jadi waktu itu, saya bersama bapak angkat saya sekaligus guru jurnalistik saya, Bpk.Gatot Arifianto, CH, CNNLP. 
Merayakan hari pahlawan dengan sederhana, usai melaksanakan upacara peringatan hari sumpah pemuda, bapak diminta untuk memberikan sedikit motivasi untuk para santriwan dan santriwati di pesantren tersebut.
Sebagaimana dengan kata saya tadi "merayakan hari pahlawan dengan sederhana", jadi kami memberikan motivasi sekaligus mengajak santri untuk memanfaatkan sampah plastik, yang mana nanti kita jadikan bahan olah yang bisa kita pakai kembali. Salah satunya: yakni membuat bantal dari sampah plastik. Dan yang kedua seperti yang ada di gambar kedua ya.
Yakni permainan bowling, yapz bisa dilihat seperti digambar kedua ya. 
Buat yang belum tahu bowling silahkan cek di mbak google hehe.

Ohya, jika kawan-kawan menanyakan posisi saya ketika gambar diambil. Tolong jangan heran ya. Sebab saya sebagai fotografer nya hehe
Eitzz walaupun sebagai fotografer, namun saya sangat bangga lho bisa dampingi bapak sekaligus mendapat ilmu yang sangat berharga.

Pokok nya luar biasa keren hari itu...


Terima kasih untuk semua ya, hehe maaf jadi curhat ke nostalgia 😀😀😀

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.