Skip to main content

Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Namun Kecewa dan Terdiam

 

Foto Pixabay. Ist

Dikisahkan bahwa ada seekor burung pipit yang bertasbih mensucikan Allah setiap hari. Namun, beberapa hari berlalu suara tasbihnya tidak lagi terdengar. Maka para Malaikat pun bertanya; “Ya Rabb, mengapa suara tasbih burung pipit itu tidak terdengar lagi?”


Allah Subhanahu wa Ta’ala menjawab, “Kalian akan segera tahu jawabannya, sebentar lagi ia akan datang dan mengadu kepada-Ku. Karena ia tidak punya tempat mengadu selain kepada-Ku.”


Tak berapa lama berselang, burung pipit itu terlihat di atas ranting sebatang pohon. Para Malaikat mengamati dan menunggu apa gerangan yang akan diucapkan burung itu. Namun ternyata ia hanya diam.


Baca: Di Penghujung Mei 


Kemudian Allah berkata kepadanya (burung pipit); "sampaikan apa hal gerangan yang menyesakkan dadamu?"


“Ya Rabb, aku punya sebuah sarang kecil tempat beristirahat, Engkau kirimkan angin kencang yang memporak-porandakan semua,” ucap burung pipit itu sambil mengucurkan air mata. - Menahan rasa sedih yang sangat dalam, yang membuat penduduk langit terdiam penuh haru.


Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian berkata; “Sebetulnya, ketika kamu sedang terlelap, ada seekor ular yang mendekati sarangmu dan siap memangsamu. Maka sengaja aku kirimkan angin untuk membalikkan sarangmu agar kamu terbangun, terbang dan selamat. Betapa besarnya ancaman yang telah aku jauhkan darimu!”


Baca: Refleksi Diri Dalam Buku Surat Cinta Untuk Ramadhan 


Air mata burung pipit itu semakin mengenang. Kali ini bukan karena sedih dan kecewa, namun karena sangat terharu. Suara tangisnya membelah keheningan langit, - “alangkah lembutnya wahai engkau Ya Rabb.”


Dari kisah di atas, bisa kita petik hikmah; janganlah bersedih ketika Allah menghalangi mu untuk mendapatkan sesuatu yang engkau cintai. Andai engkau menyadari bagaimana Allah mengatur urusanmu, niscaya hatimu akan larut dalam cinta-Nya.


Baca: Rayakan Saja Dengan Gembira, Jangan Berlebihan Nanti Kembali Sakit!

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.