Skip to main content

Refleksi Diri Dalam Buku Surat Cinta Untuk Ramadhan

 

Buku Surat Cinta Untuk Ramadhan. Dokpri.


Ramadhan adalah bulan suci penuh kemenangan. Di mana terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan; yaitu malam lailatul qodar. Bulan yang kehadirannya selalu dinantikan dan dirindukan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia.


Ada banyak kisah dan cerita yang terukir pada bulan ramadhan. Tidak hanya suka-suka, ada tangis, tawa, bahagia, dan yang lainnya. Dan, tentunya kebahagiaan yang terukir indah. Kemarin contohnya, kita melihat bagaimana euforia ramadhan turut dirasakan tidak hanya umat Islam, bahkan umat beragama lain turut mendapatkan keberkahan. Mereka berlomba-lomba menyerbu takjil menjelang buka puasa, sungguh indah!


Berbicara perihal bulan Ramadhan, awal syawal kemarin aku mendapat hadiah istimewa dari salah satu penerbit indie; Santri Nulis Publishing. Berupa sebuah buku dengan nuansa biru langit, berlatar sebuah masjid klasik berwarna cokelat yang magis akan makna.



Buku antologi yang ditulis oleh Ustad Saiful Falah, founder Santri Nulis bersama beberapa calon penulis muda yang merupakan santri maupun alumni pondok pesantren, serta masyarakat umum lainnya. Bertutur mengenai kegiatan hingga kenangan di bulan ramadhan sebagai bahan refleksi diri.


Berbagai cerita terlukiskan dengan beragam sudut pandang, dari ramadhan bersama keluarga dan orang terdekat yang dicinta, hingga pengalaman di tanah rantau, bahkan sampai ke negeri seberang nun jauh di sana. Setiap paragraf tertuang memiliki nilai dan hikmah yang dapat dipetik dan dijadikan pelajaran bagi setiap pembaca. Membacanya seakan berkaca diri, merefleksi sejauh perjalanan apakah waktu maksimal digunakan untuk kebaikan atau sebaliknya, terlebih pada bulan suci ramadhan.



Jika ramadhan ini menjadi yang terakhir kalinya, lantas persiapan apa yang sudah dilakukan dan dipersiapkan menuju kembali kepada-Nya? Masih adakah waktu untuk sampai pada ramadhan berikutnya! Wallahu alam.


Sebagaimana manusia, tak ada yang sempurna. Begitu pun dengan buah karyanya. Buku dengan ketebalan 194 halaman ini tentunya masih butuh proses yang panjang menuju kebaikan yang lebih. Meski demikian, nilai-nilai dan pesan yang hendak disampaikan oleh para penulis sejauh ini cukup bisa dipahami oleh diriku sebagai pembaca, semoga sama dengan yang lainnya.


Kritik dan saran tentu dinantikan agar ke depan dapat menyuguhkan karya dengan lebih baik dan lebih baik lagi. Tertarik membaca bukunya? Kamu bisa meminangnya melalui jejaring sosial media - akun instagram Santri Nulis (@santrinulis).

Comments

Popular posts from this blog

Kebun Bunga Celosia Wisata Instagramble di Bantul Metro

Disisi Saidi Fatah | @Netrahyahimsa Halo sahabat pencinta traveler, yang hobi jalan-jalan. Selamat datang di blog Disisi Traveler ya. Salam hangat dari admin untuk kalian semua yang sudah bersedia mampir dan meluangkan waktu sejenak disini. Nah, sahabat traveler yang hobinya jalan mulu dan yang suka eksis di sosial media. Aku mau rekomendasikan untuk kalian semua yang lagi butuh tempat bermain atau wisata. Dijamin bagus, keren, dan bakalan puas dah.  Jadi kemarin, sekitar empat hari lalu aku buka Instagram dan pas banget di time line aku muncul sebuah postingan dari akun Traveler Lampung, dia itu memposting sebuah foto yang pemandangan bagus sekali. Ya awalnya aku enggak percaya kalau itu beneran ada di Lampung. Sebab aku kepo dan pengen banget kesena, akhirnya aku minta petunjuk lokasi tempat wisata yang ia post. Baca: Dua Poin Penting Pada Novel Merindu Baginda Nabi Karya Kang Abik Alhasil usai berkomentar dan mendapatkan alamat tempat wisata, keesokan ...

Mengapa Harus Malu Membaca Buku?

  Ilustrasi membaca. Ist.  Oleh: Disisi Saidi Fatah Membaca adalah salah satu aktivitas literasi yang paling utama dan harus diutamakan dari yang lain. Dengannya dapat memberikan dampak yang baik sekaligus positif bagi diri maupun lingkungan sekitar kita. Sebab, selain menambah wawasan, ilmu, pengetahuan, dan membuka cakrawala pikiran; membaca bisa menjadi obat atau terapi bagi diri.

Puisi : Untukmu Pejuang Mimpi

Oleh : Disisi Saidi Fatah (Pecandu Sastra alias Alfa Arkana Eounoia) Desain oleh Pecandu Sastra©2018 Pantang pasrah apalagi menyerah Semangat harus ada dalam diri Menjadi berharga tidaklah mudah Minimal kau mengenal potensi diri Ketahuilah, semua butuh proses Sebagaimana kedelai yang diolah sebelum menjadi tempe Tahap demi tahap dilaluinya Dari tak berharga menjadi ada Hidup adalah proses menuju kebaikan Sebagaimana netra yang tak henti memandang Ribuan kebaikan yang tuhan berikan Agar selalu bersyukur atas ciptaannya Baca: Puisi-Puisi Disisi; Kekasih, Kau Purnama! Kau harus kuat, juga bermanfaat Sebagaimana pohon kelapa yang menjulang Setiap komponen yang ada padanya Tak satupun yang tidak bermanfaat Taruhlah semangat dalam diri Teruslah belajar tanpa henti Kelak kau akan mengerti Arti pada sebuah mimpi Nusantara, 15 Juli 2018