Skip to main content

Sajak Demokrasi Untuk Sahabatku

Ilustrasi Pemilu. Freepik. Ist


Oleh: Disisi Saidi Fatah


Ada yang Datang Tanpa Diundang


Ada yang datang tanpa diundang

Menjemput asa lama, mengubah bahagia. Pada siang bolong tanpa kabar juga berita


Semua mendadak jadi saudara

Bahkan ada yang mengaku pernah bersama


Serambiku mendadak ramai

Dipenuhi janji dan mimpi-mimpi

Aku khawatir ini tipu muslihat saja

Tak biasa mereka datang memberi harapan


Jika benar dengan segala ucapan. 

Ke mana saja kau! 

Mengapa baru sekarang datang? 

Apa sebab pesta demokrasi kian mendekati! 


Sudahlah tak usah banyak janji

Jika saudara silakan bukti

Jangan hanya memberi mimpi

Juga harapan tak pasti


Aku tak heran. Jika banyak perubahan sekarang

Dulu menindas dan saling menghinakan

Sekarang bilang kita sahabat dan menjalin persaudaraan


Politik oh politik

Hiruk-pikukmu menggelitik


Bumi Ramik Ragom, Way Kanan, 14 November 2018


Sajak 'Demokrasi' untuk Sahabatku


Sahabat, hari ini pesta demokrasi kembali digelar

Jawaban dari persoalan lima tahun ke depan, dimulai pada hari ini

Sahabat, kalian lah yang akan menjadi penentu

Nasib kemajuan daerah kita bagaimana! 


Sekarang, setelah berdoa, kini aku pasrah

Apa yang menjadi pilihan kalian, semoga itu berdasarkan nurani, bukan hal apa yang 'diberi'

Semoga pemimpin baru yang kalian pilih, amanah mengemban misi dan mimpi

Tidak hanya sekadar basi-basi pra-demokrasi


Lampung, 27 Mei 2021


Dalih Rakyat Biasa


"Apalah dayaku yang hanya rakyat biasa," Dalil seorang pemuda sembari menyeruput nikmat kopi hitam tanpa gula


Kebebasan nyatanya tidak juga berpihak, hanya berlaku pada mereka yang berjas dan berseragam


Tak ada lembaran rupiah, maka kau hanya akan dilirik saja

Itupun jika beruntung! 

Faktanya demikian. Lanjutnya, kembali meneguk kopi


Sudahlah, rakyat biasa bisa apa

Didengarkan saja Alhamdulillah

Namun, hal itu seratus satu keberuntungan! 

Itupun kalau beruntung


Indonesia, 27 Mei 2021

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.