Skip to main content

Apa Iya, Dalam Bercanda Kita Harus 'Merdeka'?

 

Merdeka Dalam Bercanda. Foto Cendekia/istimewa 

Kelakar atau senda gurau menjadi bagian penting dalam kehidupan, rasanya hidup akan hambar apabila terlalu dijalani dengan keseriusan secara terus-menerus tanpa disisipi oleh gurauan. Gurauan dapat menjadi obat, penawar atas luka sosial yang disebabkan oleh ketidakadilan, pun bisa pula digunakan sebagai kendaraan untuk memasuki area-area yang selama ini kita 'takuti', hingga akhirnya bisa tertawa di situ.


Namun, tidak semua senda gurau bisa diterima, karena ada batasan-batasan yang perlu selalu diingat agar tidak bablas serta menyisakan luka pada orang-orang, terutama yang diajak bercanda.


Melalui buku Merdeka Dalam Bercanda, Pandji Pragiwaksono menggandeng penerbit Bentang Pustaka untuk menerbitkan karyanya ini di tahun 2012 - dengan memberikan pemahaman baru, baik kepada mereka yang berkecimpung dalam dunia seni sebagai pelawak atau komedian, maupun masyarakat umum, agar dalam melontarkan senda gurauan perlu adanya etika dan batasan-batasan. Sebab, tidak semua gurauan hanya sebatas lucu-lucuan lalu melahirkan sebuah tawa.


Baca juga: Hidup Positif ala Good Vibes Good Life 


Ada banyak kasus orang-orang tersakiti, menjadi korban hasil lawakan yang kurang berkelas, pada akhirnya menyisakan luka batin yang mendalam. Bahkan, tak jarang pula hal itu menjadi bumerang bagi diri. Oleh sebab itu, buku ini hadir guna menyadarkan kita bahwa dalam bercanda kita pun harus 'merdeka'.


Merdeka dalam bercanda bukan berarti kita bisa sebebas-bebasnya melontarkan candaan kepada siapa saja tanpa memikirkan perasaan mereka, sehingga membunuh empati dan tenggang rasa. Merdeka yang dimaksud dalam hal ini, ialah bebas dari tekanan dan depresi, serta bebas yang bertanggungjawab. Bahwa, seseorang bisa bercanda sebagai bagian dari kebebasan berekspresi dan membahas apapun selama semangatnya positif.


Kita boleh sebebas-bebasnya melontarkan candaan, tapi tetap menjunjung tinggi etika, norma, dan nilai-nilai yang positif.


Baca juga: Lima Pusaka Kehidupan Dari Novel Janji Tere Liye


Buku ini aku dapatkan dari program Tukar Buku Berjalan yang diinisiasi oleh @bukuberjalan.id pada beberapa waktu silam. Bukunya unik, membuat pembaca jadi tahu bahwa menjadi seorang pelaku seni (pelawak, komedian, atau sejenisnya) itu nggak gampang. Ada banyak hal yang harus dipelajari dan terus diasah, agar tidak menjadi salah arah. Apalagi kita hidup di negara yang kuat akan hukum dan norma, penting halnya untuk lebih memahami dan terus belajar menjadi yang terbaik.


Secara utuh buku ini membahas tentang dunia perkomedian; baik perjalanan di Indonesia hingga ke seluk-beluk dan hal-hal di dalamnya. Pembaca tidak hanya disuguhkan tentang dunia komedi, namun juga sesuatu yang berbau motivasi, serta pengetahuan baru; baik dari dunia luar maupun dalam negeri.


Baca juga: Keajaiban Waktu Subuh dan Keistimewaannya Dalam Perspektif Islam 

 

Bukunya ringan dan bisa dibaca dengan sekali duduk, dengan ditemani secangkir kopi sembari menikmati panorama alam sekitar yang sangat indah dan menawan. Sangat direkomendasikan untuk siapa saja yang menyukai lawakan, atau mereka yang berperan sebagai aktor dalam dunia seni ini.

Comments

Popular posts from this blog

Pelukan yang Tak Selesai [Cerbung]

Ilustrasi oleh AI Halo sahabat pembaca, terima kasih ya telah setia mampir dan membaca setiap karya kami. Salam hangat dari aku Cendekia Alazzam dan beberapa nama pena yang pernah aku kenakan 😁🙏. 

Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi

  Gambar dibuat oleh AI. Halo, sahabat pembaca. Salam kenal, aku Cendekia Alazzam. Aku hendak menulis cerita bersambung, kurang lebih ada 10 bab. Dengan judul besar "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi". Bergenre Fiksi Realis, Drama Keluarga, dan Romance.

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Selamat Ulang Tahun Sahabat Kecil

Selamat ulang tahun kecilku. Dokpri©2025. Ist

Tiga Puluh Jam Bersama Habibana

Kenangan Habibana dan Abah serta rombongan. Foto Pecandu Sastra. Dokpri   Jum'at itu menjadi pembuka perjalanan yang mengesankan. Nabastala biru menghampar semesta sore, perlahan mulai memudar. Segera usai berdzikir aku telah bersiap menemani Abah dan jamaah memenuhi undangan majelis peringatan Isra' Mi'raj di salah satu desa di bagian Bogor Timur. Abah, demikian aku memanggil laki-laki yang tengah berusia 50 tahun itu. Seorang pendakwah yang begitu istiqomah, gigih, penyabar, dan sangat mencintai ilmu. Beberapa bulan belakang, aku kerap menemani beliau berdakwah di desa tersebut, sepekan sekali. Tak peduli gerimis, hujan, dingin, ataupun panasnya cuaca, lelah setelah beraktivitas sekalipun, beliau terus istiqomah tanpa absen. Kecuali uzur yang mendesak. Hal tersebut yang menjadi salah satu yang aku kagumi dari sosok Abah. Sore itu, rombongan dijadwalkan berangkat sebelum maghrib. Dikarenakan perjalanan yang cukup memakan waktu, apalagi hari kerja, jam-jam segitu adalah pu...