![]() |
Pemandangan Museum of Islamic Art (MIA) Doha, Qatar. (Foto oleh: Daily Sabah/ist) |
Beberapa waktu silam aku pernah mendapat kiriman sebuah buku dari salah satu penulis Indonesia yang merupakan tenaga kerja migran di Doha, Qatar. Berjudul Amazing Life in Qatar, Diday Tea penulis berdarah sunda ini berkisah tentang betapa indahnya negeri "Beth Qatraye" atau wilayah orang Qatar ini.
Yang membuat aku melongo, sejak halaman pertama bukunya dibuat nggak nyangka, ternyata selain menjadi negara muslim terkaya di dunia yang sudah terbukti dengan adanya gedung-gedung serta fasilitas umum yang serba mewah, Qatar adalah negara yang sangat mengayomi rakyat. Dan yang paling wow-nya lagi, negara ini sama sekali tidak memungut pajak. Karena negara ini menyimpan cadangan energi gas terbesar. Selain itu, pemerintah sangat perhatian sekali terhadap keterampilan baca Al-Quran masyarakatnya, terutama anak-anak. Yang paling dibuat kaget lagi adalah biaya berobat serta operasi di sana kurang lebih setara dengan delapan ribu rupiah.
Sepanjang membaca buku dari orang yang sudah belasan tahun mengadu nasib di Qatar, aku dibuat kagum. Saking terpukau dengan keindahan negara yang terletak di semenanjung kecil di Jazirah Arab di kawasan Asia Barat. Beragam budaya, kuliner, dan fakta-fakta unik lainnya membuat geleng kepala dan tak bisa berkata-kata.
Negara yang resmi menjadi tuan rumah ajang piala dunia sepak bola di tahun 2023 ini menjadi salah satu negara impianku, apabila diberi kesempatan untuk mengunjunginya. Meski rasa nasionalisme kepada tanah air sangat besar, aku tidak menampik keunggulan-keunggulan Qatar yang membuat jatuh cinta.
Salah satu tempat yang ingin aku kunjungi jika bertandang ke Qatar ialah Museum of Islamic Art (MIA). MIA adalah sebuah mahakarya arsitektur dan budaya yang menampilkan keindahan dan kekayaan seni Islam. Terletak di ujung Corniche yang panjangnya tujuh kilometer di Kota Doha, Qatar, museum ini adalah bukti nyata dari perpaduan antara tradisi dan modernitas.
Baca juga: Dalam Hangat Sentuhan Ajaib Mama dan Doa Mustajabnya
Mengutip laman resminya, Museum of Islamic Art, museum ini dibuka pertama kali pada tahun 2008, MIA merupakan salah satu proyek pertama yang diinisiasi oleh Qatar Museums. Museum ini tidak hanya menawarkan pemandangan panorama Kota Doha yang memukau, tetapi juga telah menjadi ikon arsitektur yang menonjol di garis pantai kota. Yang paling menarik, dari sini juga kita bisa memandang indahnya kemegahan laut Qatar.
Selain itu, tempat kedua yang membuatku tertarik ialah Qatar National Library. Perpustakaan terbesar di Doha yang menyimpan banyak buku dengan ragam bahasa dari berbagai genre, - mencakup seluruh disiplin ilmu, baik untuk kalangan dewasa hingga anak-anak. Perpustakaan ini juga menyimpan koleksi buku klasik dan manuskrip yang berusia ribuan tahun.
Dikutip dari Pengadilan Agama Tutuyan, yang tidak kalah menarik, adalah ruang baca di perpustakaan ini yang didesain variatif, ada yang berbentuk meja, ada bentuk sofa sehingga pembaca buku merasa sedang santai di rumah, ada yang di kursi santai, ada juga bar cafe, bahkan disediakan juga kasur elegan untuk yang ingin membaca sambil tiduran. Selain itu, ada juga ruang baca kedap suara bagi yang tidak ingin kebisingan. Sungguh ini adalah surga bagi para pembaca dan penikmat ilmu.
Baca juga: Sepuluh Penyebab Husnul Khatimah
Qatar resmi menjadi salah satu negara impian yang aku catat di buku jurnal. Suatu saat nanti jika Allah memberi kesempatan dan rezeki, aku ingin memijakkan kaki di tanah Qatar. Menelusuri seluk-beluk sejarah dan mengukir cerita indah untuk dikenang.
Dengan menumpangi pesawat dari maskapai Qatar Airways yang dinobatkan sebagai maskapai dengan penerbangan terbaik di tahun 2021 oleh Skytrax World Airport Awards. Maskapai ini juga menjadi maskapai terpilih yang bisa terbang ke tujuh benua dan pernah menjadi maskapai dengan jadwal penerbangan terlama di dunia antara Doha dan Auckland, Selendia Baru, dengan durasi 16 jam 30 menit. Lalu, mendarat di Bandara Hamid yang menjadi bandar udara (bandara) terbaik di dunia versi Skytrax World Airport Awards tahun 2021, dengan landasan pacu terpanjang di Asia Barat; sepanjang 15.912 kaki atau 4.849 km.
Duh, betapa indahnya perjalanan itu. Apalagi jika dilalui bersama orang terkasih, perjalanan akan semakin bermakna.
Baca juga: Produktif Sejak Dini, Semangat Juang Kevin Membuat Cemburu
Comments
Post a Comment