![]() |
Qasidah Burdah karya Imam Al Busiri (Foto oleh Cendekia) |
Sahabat pembaca pernah dengar qasidah burdah? Kalau kamu pernah denger Qasidah Burdah, mungkin kesannya cuma seperti puisi klasik Arab yang dinyanyikan di pengajian. Tapi sebenarnya, qasidah ini punya makna yang lebih dalam - bisa jadi semacam “obat” untuk hati yang lelah dan kotor karena dosa. Dalam ceramah Dr. KH. Muhammad Faiz Syukron Makmun - yang akrab disapa Gus Faiz - beliau menjelaskan bahwa Al-Burdah itu bukan sekadar karya sastra, tapi alat spiritual buat menyegarkan iman dan membersihkan batin.
Gus Faiz menggambarkan hati manusia seperti kaca atau cermin. Semakin sering kita dzikir dan membaca doa dengan penghayatan, semakin bersih hati kita dan makin terang pantulan cahaya Ilahi-nya. Dan Qasidah Burdah, menurut beliau, bisa jadi sarana buat membersihkan noda-noda yang menutup “kilau” itu.
Lebih dalam lagi, Gus Faiz menyampaikan bahwa meskipun dosa kita besar, rahmat dan pengampunan Allah itu jauh lebih luas. Jadi, jangan pernah ngerasa nggak layak atau terlalu kotor buat dekat sama Allah. Justru dengan kesadaran itu, kita diajak buat rutin zikir dan membaca doa, bukan asal baca, tapi dengan hati yang tulus dan khusyuk.
Imam Busiri, penyusun Qasidah Burdah, menyelipkan nilai-nilai keimanan dan kerinduan kepada Rasulullah yang dalam banget. Bacaan ini bukan cuma untuk merdu-merduan, tapi jadi pengingat tentang kasih sayang Allah dan peran Rasul sebagai cahaya penerang umat.
Gus Faiz yang juga lulusan Al-Azhar dan Universitas Islam Madinah, rutin mengisi dakwah dari desa ke kota, mengingatkan kita untuk tetap istiqamah dalam ibadah dan zikir. Apalagi di zaman yang makin sibuk dan penuh distraksi seperti sekarang, menjaga hati tetap bersih itu bukan hal gampang.
Jadi, kalau kamu lagi butuh “refresh” rohani, coba deh mulai dengan membaca Qasidah Burdah. Bukan buat gaya-gayaan, tapi buat menata hati, mendekat ke Allah, dan meneladani cinta Rasulullah lewat lantunan yang penuh makna.
Baca juga: Jejak yang Tak Luruh Oleh Waktu
Comments
Post a Comment