Skip to main content

Menjelang Akhir September

 



Puisi by Pecandu Sastra (IG >>> K L I K ! <<<



Waktu-waktu menjelang akhir September

Rintik rindu mulai mulai membasahi kalbu

Ada kau di sana, melambaikan tangan sembari tersenyum memandang dengan amat dalam

Ada rindu, ada candu, dan ada kenangan kita



Setahun sudah waktu berputar

Sejak kepergian mu hari itu

Berbagai macam kerinduan mendominasi diksi demi diksi

Setiap kata yang terukir dari hati


Baca juga: >>> 'Menjadi Konsumen Cerdas di Era Industri 4.0'


Sejak aku mendapatimu pagi itu

Rasanya tidak lagi sanggup meniti waktu dengan sendiri

Tanpa kabar darimu. Tanpa sajak, puisi, kata bijak, hingga motivasi

Sebagaimana biasa aku curi dari unggahan demi unggahan di media sosial milikmu



September hampir usai

Aku tersadar. Sudah setahun berlayar pada samudera tanpa kau lagi di sana

Tuhan, titip rindu yang semakin menjulang

Untuk hamba mu yang terlebih utama berpulang



Lampung Tengah, 210921


Baca juga keseruan lainnya: >>> 'Membaca 'Ketika Rembulan Insecure' Membaca Diri' <<<

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.