Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Sastra

Puisi: Detik yang Menyimpan Wajahmu

  Aku dan sepupuku, di suatu hari di sudut rumah sakit. (Dokpri). Di bawah kanopi langit seng yang berkarat senja, kau datang - serupa angin kecil yang menyingkap sunyi, ringan seperti daun gugur yang tak tahu ia indah, dan senyummu... ah, senyummu menusuk pelan seperti cahaya pagi yang menelusup celah dada, menggetarkan sesuatu yang tak sempat kupanggil dengan nama.

Sunyi yang Membakar [Cerbung PTS]

  Ilustrasi oleh AI  Oleh: Cendekia Alazzam "Selamat datang di bab 10. Wah nggak berasa ya sudah di setengah perjalanan terakhir dari Cerbung "Pelukan yang Tak Selesai". Sampai di sini, bagaimana kisah Faiz, Tinara, dan Suwantra? Ohya, jika kamu ketinggalan bab sebelumnya, boleh ya baca di sini!!!" Pagi itu datang dengan cahaya yang redup, seperti segan menyingkap apa yang telah terjadi malam sebelumnya. Rumah masih tenang. Anak-anak belum bangun, dan suara hujan kemarin menyisakan embun di kaca jendela. Tinara duduk di ujung tempat tidur, mengenakan daster tipis yang lengket oleh kelembapan. Di belakangnya, Faiz baru saja keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah, membawa dua cangkir teh hangat.

Basah Bersama | Cerbung PTS [9]

  Ilustrasi oleh AI. Oleh: Cendekia Alazzam "Halo semua, selamat datang di bab 9. Aku harap kalian nggak bosan dengan ceritaku. Terima kasih ya telah setia menanti dan membaca karyaku. Bagi yang belum membaca, silakan baca di sini ya! " Pagi datang dengan langit kelabu. Hujan semalam menyisakan genangan kecil di halaman, dan udara lembap merayap masuk ke sela-sela rumah. Tinara berdiri di depan cermin, menyisir rambutnya perlahan. Matanya menangkap bayangan tubuh sendiri, namun pikirannya melayang pada kejadian kemarin.

Aroma yang Membawa Rasa [PTS]

  Ilustrasi oleh AI  Oleh: Cendekia Alazzam  "Salam. Terima kasih ya masih setia dengan cerbung alias cerita bersambung "Pelukan yang Tak Selesai". Dan, selamat datang di Bab 8 . Bagi yang ketinggalan bab sebelumnya, silahkan baca di sini!!! " Hari itu hujan turun pelan, menyisakan embun di kaca jendela ruang makan. Tinara duduk sendirian sambil menyeruput kopi yang sudah dingin. Di seberangnya, bangku kosong yang biasanya ditempati Suwantra tetap tak terisi. Lelaki itu semakin jarang pulang tepat waktu, dan ketika pulang pun, tubuhnya hadir tanpa jiwa.

Tertawa di Atas Paha | Cerbung [PTS]

  Ilustrasi disediakan oleh AI.  "Enjoy your fantasy journey. Bagaimana dengan suasana bab 6? Mendebarkan? Jantungmu aman kan! Selamat datang di bab 7 cerbung 'Pelukan yang Tak Selesai'. Bagi yang kemarin ketinggalan bab sebelumnya, silakan baca di sini ya! " Suasana rumah tampak tenang, seperti biasanya. Anak-anak sudah tidur, dan suara televisi di ruang keluarga menyala pelan. Film dokumenter tentang alam mengalun lembut, menampilkan pemandangan hutan hujan dan suara-suara burung eksotis. Di sofa panjang yang empuk, Tinara duduk dengan mengenakan piyama tipis berwarna krem, rambutnya digelung asal-asalan, wajahnya bersih tanpa riasan. Faiz duduk di lantai, tepat di samping kakinya.

Peluk yang Tak Terencana - Cerbung [PTS] 6

Ilustrasi oleh AI. Oleh: Cendekia Alazzam   "Selamat datang di bab 6 cerbung Pelukan yang Tak Selesai. Bagaimana episode sebelumnya nih? Masih mau lanjutkah? Baiklah, sebelum lanjut, teruntuk yang ketinggalan cerita bab 5, silakan baca di sini ya!!!"   Pagi itu, matahari masih enggan menampakkan wajahnya. Kabut tipis menggantung di halaman belakang rumah, meninggalkan embun di daun-daun mangga yang tumbuh tinggi. Faiz sudah bangun lebih dulu, duduk di teras dengan secangkir kopi hitam yang diseduh sendiri. Tinara baru keluar dari kamar, mengenakan daster panjang berwarna biru langit yang agak kebesaran.

Curhat Tengah Malam | Cerbung [PTS]

Ilustrasi oleh AI. Oleh: Cendekia Alazzam "Terima kasih ya sudah bersedia sabar menunggu kami update dan setia bersama cerbung kami. Alhamdulillah, memasuki bab lima, semoga makin asyik ya. Untuk yang ketinggalan cerita di episode sebelumnya, silakan baca di sini ya!" Malam itu hujan mengguyur pekarangan dengan tenang, seperti denting kenangan yang pelan-pelan meresap ke dalam tubuh. Rumah kecil itu sunyi. Anak-anak sudah terlelap di kamar masing-masing. Suwantra tak pulang - lembur, katanya. Hanya Tinara dan Faiz yang masih terjaga.

Anak Angkat, Teman, dan Rahasia | Cerbung [PTS]

  Ilustrasi oleh AI. Oleh: Cendekia Alazzam "Yeayyyy, akhirnya sampai di bab 4 ya! Selamat ya dan terima kasih karena telah setia menanti update cerbung dari kami. Untuk yang ketinggalan cerita atau bab sebelumnya, silakan baca di sini ya!!!" Sejak malam itu, saat Suwantra melontarkan candaan tentang mengangkat Faiz sebagai anak, sesuatu dalam rumah mereka berubah. Tak lagi sekadar tamu, Faiz mulai menjadi bagian dari keluarga. Ia resmi tinggal di kamar belakang yang sebelumnya hanya digunakan untuk menyimpan barang-barang lama. Tinara membersihkannya sendiri, menata ulang seolah menyambut anak kandung yang pulang setelah lama pergi.

Sosok yang Datang Diam-Diam [Cerbung PTS]

Ilustrasi oleh AI. Oleh: Cendekia Alazzam "Terima kasih telah mengikuti perjalanan Cerita Bersambung (Cerbung) Pelukan yang Tak Selesai karya Cendekia Alazzam. Bagi yang ketinggalan bab sebelumnya, silakan baca di sini! - Ohya, sekadar pemberitahuan, mulai sekarang cerbung ini akan dipublikasikan sepekan dua kali, yaitu setiap malam Ahad dan malam Rabu." Hari itu, sekolah madrasah tempat Akmal, anak sulung Suwantra dan Tinara, bersekolah mengadakan pertemuan wali murid. Suwantra tak bisa hadir karena ada tugas dinas ke luar kota. Tinara datang sendiri, mengenakan blus sederhana dan kerudung cokelat susu, membawa harap bisa mengenal lebih dekat dunia belajar putra sulungnya yang mulai beranjak remaja.

Hujan di Mataku - Cerbung [PTS]

Hujan di Mataku part of Pelukan yang Tak Selesai. Ilustrasi oleh AI.  Oleh: Cendekia Alazzam "Ini merupakan Bab 2 dari Cerbung 'Pelukan yang Tak Selesai' - bagi yang ketinggalan bab sebelumnya, boleh banget baca di sini!!! " Hujan turun deras sejak siang, mengguyur atap rumah mereka dengan irama monoton yang menyerupai lagu duka. Tinara duduk di dekat jendela, memandangi tetes air yang berlari di kaca, seperti air mata yang gagal ia tumpahkan. Ia sudah terbiasa dengan sepi, tapi hari ini, sepi itu menggigit lebih dalam. Ada kehampaan yang tak lagi bisa ia tutupi, bahkan dengan senyum ramah pada anak-anaknya.

Rumah yang Diam - Cerbung [PTS]

Rumah yang Diam, part of Pelukan yang Tak Selesai. Ilustrasi oleh AI. Oleh : Cendekia Alazzam ©2025 "Ini adalah bab pertama dari cerita bersambung atau cerbung yang berjudul Pelukan yang Tak Selesai. Untuk episode lengkap, sinopsis, dan lainnya, silakan baca di sini!!! " Pagi datang seperti biasa di rumah kecil bercat krem di pinggiran kota itu. Matahari belum sepenuhnya naik ketika Tinara membuka jendela kamar, membiarkan udara dingin menampar pelan kulit wajahnya. Dapur sudah ramai oleh aroma teh manis dan nasi goreng, suara denting sendok dan piring menyatu dengan lantunan doa dari televisi kecil di sudut ruang makan. Seolah tak ada yang berubah.

Pelukan yang Tak Selesai [Cerbung]

Ilustrasi oleh AI Halo sahabat pembaca, terima kasih ya telah setia mampir dan membaca setiap karya kami. Salam hangat dari aku Cendekia Alazzam dan beberapa nama pena yang pernah aku kenakan 😁🙏. 

Kepakan Sayap Garuda

Supporter Timnas Indonesia kompak kenakan baju Merah dan Putih saat dukung Garuda berlaga menuju Piala Dunia. Foto oleh Timnas Indonesia media.  - untuk Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Langit malam di Nusantara tak pernah gelap sepenuhnya, karena sorak dan doa rakyat terbang tinggi bersama elang merah yang sedang mengepak sayap di kancah dunia.

Rindu di Antara Mawar

Nyekar makam. Foto Dokpri. Semerbak mawar di atas pusaramu Masih harum, meski musim telah berganti Kukirimkan rindu lewat angin yang pelan berbisik Menemani diam tempat peristirahatanmu kini

[4] Dalam Pelukan yang Kupilih

Ilustrasi Dalam Pelukan yang Kupilih 'Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi'. (Sumber: AI) "Hallo, selamat datang di bab 4 perjalanan (Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi). Terima kasih telah menjelajah sejauh ini. Buat yang ketinggalan bisa di cek pada halaman awal ya!  Klik disini!!!  Untuk yang ketinggalan bab sebelumnya (Bab 3) >>> klik di sini <<< untuk menuju ke sana!"

Lentera dari Laut Mimpi

Lentera (ilustrasi) - Foto: Burak The Weekender/Pexels Tahun itu - dua ribu dua puluh dua, mimpi kembali menjemputku, membawaku menyusuri batas antara sadar dan rindu.

Dari Semangkuk Mie Ayam, Hidup Dimulai Kembali

Foto Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati karya Brian Khrisna. (Sumber: arumshelf/ig)    "Saat pertama kali membaca judul buku di atas, hal apa yang terlintas di benak kalian? Semangkuk Mie Ayam dan kisah cinta, atau semacam kisah petualangan dalam dunia kuliner? Ya, itulah yang ada di pikiranku saat pertama kali membaca judul buku ini. Unik, menarik, dan membuat penasaran. Kalau kalian bagaimana?"

Pertemuan yang Tak Biasa

Ilustrasi - pertemuan dua insan di suatu mushola. (Sumber: AI) Di suatu mushola kecil di sudut hari, Langkahku berat, hati terasa enggan menepi. Tempat asing, dinding-dinding sunyi, Tapi tanggung jawab menarikku berdiri. Kupikir hanya akan sholat lalu pergi, Namun takdir menyusun pertemuan sunyi. Seorang anak kecil - Dengan mata teduh dan senyum yang tak biasa mengalir.

Aku Lelakimu Setia Menunggumu: Puisi-Puisi yang Menyembuhkan Luka dan Menemani Cinta

  Buku Aku Lelakimu Setia Menunggumu karya Maman Suherman (Foto Cendekia Alazzam)         H alo pembaca, kembali lagi dalam segment ulas buku. Sudah lama sekali rasanya nggak mengulas buku, karena kesibukan yang membuatku terlalu jauh memberi jarak dengan aktivitas membaca. Akhirnya, hari ini aku bisa kembali mengulas buku yang beberapa waktu lalu menemani hariku.

Dalam Hangat Sentuhan Ajaib Mama dan Doa Mustajabnya

Ilustrasi berdoa (Sumber: nusantaranews/istimewa)