Ipar adalah Maut: Badai Rumah Tangga Tanpa Adanya Sebuah Tanda!

Poster Film Ipar adalah Maut yang dipajang di beranda XXI. Dokpri/Pecandu Sastra-2024.


Ipar adalah Maut merupakan film yang diangkat dari kisah nyata, berawal dari cerita viral yang diunggah oleh Eliza Sifaa melalui akun TikTok miliknya di tahun 2023. Kisah ini merupakan cerita dari salah satu pengikutnya di platform digital tersebut. Berkisah tentang seorang mahasiswi yang dipinang oleh Dosen muda, di mana pernikahan mereka semakin sempurna berkat hadirnya sang buah hati. Namun sayang, kebahagiaan yang menghampiri mereka hanyalah sementara, sebab hadirnya seorang wanita yang tak lain ialah adik ipar dari sang suami.


Film yang berdurasi 131 menit atau 2 jam 11 menit ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo di bawah naungan MD Pictures berhasil memukau penonton, hal ini terbukti dalam tujuh hari penayangan telah berhasil meraih 1,5 juta penonton. Bahkan, dalam waktu dekat film ini akan ditayangkan di Malaysia, Singapura, dan Brunei. 


Berawal dari Ibu Nisa yang diperankan oleh Dewi Irawan, menitipkan putri keduanya; Rani (Davina Karamoy) untuk tinggal bersama Aris (Deva Mahenra) dan Nisa (Michelle Ziudith). Awalnya Rani selalu berusaha menjaga sikap dan prilakunya dihadapan kakak ipar selama tinggal bersama dalam rumah tangga kakaknya. Namun hal itu tidak berlangsung lama, celah hubungan terlarang yang terbuka di antara mereka akhirnya berhasil dimanfaatkan oleh syaitan dan hawa nafsu.


Sebagaimana cinta yang memang tidak pernah bisa ditebak. Begitulah badai, yang paling berbahaya justru datang tanpa adanya tanda. Rumah tangga Nisa dan Aris yang awalnya bahagia kini terguncang dengan kemunculan sang adik yang tinggal bersama. Di belakang Nisa, Rani perlahan menghancurkan semuanya.


Berawal dari kecurigaan Nisa terhadap suaminya yang kian berubah sikap dan prilakunya, namun ia masih berusaha untuk mematahkan intuisi tersebut sebelum ia menemukan bukti yang kuat. Dan, ternyata rasa sakit yang ia rasakan harus berkali lipat sejak ia tahu ternyata yang menjadi selingkuhan suaminya tidak lain ialah adiknya sendiri.


Baca: Memaknai Pulang dalam Novel 'Pulang' Tere Liye 


Memang benar, pengkhianatan terbesar datang dari orang terdekat. Menjadi Nisa seperti terjepit di antara dua sisi emosi. Di satu sisi ia harus menahan emosinya untuk sang ibu, bersikap seolah semua baik-baik saja. Padahal, hidupnya diambang kehancuran yang luar biasa. Satu sisi yang lain ada gejolak besar yang memenuhi dadanya, ia jijik dengan sosok Rani dan Aris yang akal sehatnya telah hilang ditelan oleh hawa nafsu. Demi sang ibu, ia harus bertahan dalam satu atap bersama sang adik dan suami yang bermain di belakangnya - di rumah yang menjadi saksi bisu hubungan gelap antara adik dan kakak ipar.


Menurutku film ini cukup berkelas, alur ceritanya rapi, penonton akan dibawa dengan nuansa komedi dan romantis di awal scene, dan secara perlahan-lahan dibuat remuk hatinya. Visualnya keren, dialog antara tokoh juga oke, dan tentunya performa akting pada ketiga pemeran utamanya juga sangat baik, sehingga penonton juga turut naik-turun emosinya menyaksikan adegan demi adegan yang diperankan. Selain itu juga, scoring dan soundtracknya juga pas.


Disajikan secara mahal, karena visualisasi yang artistik dan menjanjikan, pemeran dan bumbu cerita yang pas banget panduannya. Karena diangkat dari kisah nyata, perselingkuhan visualisasi dari film ini cukup menyampaikan emosi yang bisa bikin penonton teriak, marah, dan kesal. Keseluruhan scene dalam film ini seperti sudah dikonsep untuk membuat penonton kesal dan penuh emosi.


Film yang menggambarkan perasaan seorang ibu dan juga istri yang luar biasa menghadapi getirnya realita kehidupan. Ketika orang terdekat ternyata memberi luka paling berat yang mungkin jika orang lain menjalaninya belum tentu akan kuat.


Baca: Menguak Sisi Kehidupan dari Novel Pergi Tere Liye 


Dengan genre drama berdurasi 131 menit, itu masih cukup masuk akal karena alur yang diceritakan runut dari awal sampai akhir. Awalnya kita akan melihat manis dan harmonisnya sebuah keluarga, namun seiring berjalannya waktu, badai mulai menerpa keluarga mereka dengan bara perselingkuhan yang menyulut pertengkaran hebat. 


Pesan yang coba untuk disampaikan adalah jangan sampai kita membuka kesempatan pada orang ketiga untuk masuk ke kehidupan asmara, karena celah itu hadir bukan karena ada niat saja, tapi juga karena adanya kesempatan. Yang dimaksud maut di sini bukan cuma tertuju untuk ipar, tetapi untuk semua orang. Perlu selalu diingat pengkhianatan terbesar justru kebanyakan dilakukan oleh orang terdekat kita.


Siapapun bisa menjadi maut di dunia ini, karena manusia diciptakan berpotensi berbuat kebaikan atau berbuat dosa. Jangan biarkan godaan syaiton, hawa nafsu, dan kenikmatan sesaat mendorong kita semakin berpotensi untuk melakukan dosa dengan menjadi ‘maut’ atau pengganggu kebahagiaan bagi orang lain. Kita memang tidak bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta. Akan tetapi, rasa takut kepada Allah yang diiringi dengan akal sehat akan meminimalisir rasa cinta itu tumbuh semakin dalam terhadap orang yang salah.


Baca: Dari "Raden Kian Santang" Jadi Candu Sholawat
 

Comments