Skip to main content

Layang-Layang dan Terima Kasih Waktu

 

Sumber foto: pxhere


Layang-Layang



Minggu pagi aku ikut Ayah pergi ke pasar

Di sana aku dibelikan sebuah layang-layang

Sore harinya kami pergi ke tanah lapangan

Menerbangkan layang-layang


Ayah bilang,

Untuk terbang, layang-layang butuh tali yang panjang

Butuh angin menemaninya melayang di udara

Butuh orang untuk memegangnya agar bisa diterbangkan

Dan harus dikendalikan agar terbangnya teratur


Baca juga: Titip Rindu


Seperti kita,

Untuk mencapai sesuatu, butuh waktu dan proses yang panjang

Butuh doa, dorongan, dan ridho dari orang tua

Harus berpegang teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa

Dan harus bisa mengendalikan diri agar tidak jatuh ke jalan yang salah


Lampung 2024


Terima Kasih Waktu


Terima kasih waktu

Telah hadir dalam hidupku

dan menjadi bagian cerita dalam keluargaku


Baca juga: Anak Itu Arfan Namanya!


Aku senang,

Besar dan tumbuh bersama ayah dan bunda

Di kelilingi cinta juga kasih sayang

dan tak pernah merasa kurang


Saban hari

Pelukan kehangatan selalu diberikan

Selalu terjaga oleh keamanan kasih dan sayang


Aku sangat bersyukur

Ayah bunda selalu ada

Setiap aku membutuhkan dekapan dan pelukan

Ayah bunda selalu ada


Lampung, 2024


***Puisi anak, dibuat khusus untuk dedikasi kepada seseorang. Semoga bermanfaat. Terima kasih telah mampir. Silakan dibagikan, halal.


Baca juga: Di Penghujung Mei

Comments

Popular posts from this blog

Pelukan yang Tak Selesai [Cerbung]

Ilustrasi oleh AI Halo sahabat pembaca, terima kasih ya telah setia mampir dan membaca setiap karya kami. Salam hangat dari aku Cendekia Alazzam dan beberapa nama pena yang pernah aku kenakan 😁🙏. 

Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi

  Gambar dibuat oleh AI. Halo, sahabat pembaca. Salam kenal, aku Cendekia Alazzam. Aku hendak menulis cerita bersambung, kurang lebih ada 10 bab. Dengan judul besar "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi". Bergenre Fiksi Realis, Drama Keluarga, dan Romance.

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Selamat Ulang Tahun Sahabat Kecil

Selamat ulang tahun kecilku. Dokpri©2025. Ist

Tiga Puluh Jam Bersama Habibana

Kenangan Habibana dan Abah serta rombongan. Foto Pecandu Sastra. Dokpri   Jum'at itu menjadi pembuka perjalanan yang mengesankan. Nabastala biru menghampar semesta sore, perlahan mulai memudar. Segera usai berdzikir aku telah bersiap menemani Abah dan jamaah memenuhi undangan majelis peringatan Isra' Mi'raj di salah satu desa di bagian Bogor Timur. Abah, demikian aku memanggil laki-laki yang tengah berusia 50 tahun itu. Seorang pendakwah yang begitu istiqomah, gigih, penyabar, dan sangat mencintai ilmu. Beberapa bulan belakang, aku kerap menemani beliau berdakwah di desa tersebut, sepekan sekali. Tak peduli gerimis, hujan, dingin, ataupun panasnya cuaca, lelah setelah beraktivitas sekalipun, beliau terus istiqomah tanpa absen. Kecuali uzur yang mendesak. Hal tersebut yang menjadi salah satu yang aku kagumi dari sosok Abah. Sore itu, rombongan dijadwalkan berangkat sebelum maghrib. Dikarenakan perjalanan yang cukup memakan waktu, apalagi hari kerja, jam-jam segitu adalah pu...