Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Syair

Syair Rindu di Tengah Musim Hujan

Hujan malam hari. Foto oleh Pecandu Sastra©2025. Ist Rindu Sendu

Layang-Layang dan Terima Kasih Waktu

  Sumber foto: pxhere Layang-Layang Minggu pagi aku ikut Ayah pergi ke pasar Di sana aku dibelikan sebuah layang-layang Sore harinya kami pergi ke tanah lapangan Menerbangkan layang-layang Ayah bilang, Untuk terbang, layang-layang butuh tali yang panjang Butuh angin menemaninya melayang di udara Butuh orang untuk memegangnya agar bisa diterbangkan Dan harus dikendalikan agar terbangnya teratur Baca juga: Titip Rindu Seperti kita, Untuk mencapai sesuatu, butuh waktu dan proses yang panjang Butuh doa, dorongan, dan ridho dari orang tua Harus berpegang teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa Dan harus bisa mengendalikan diri agar tidak jatuh ke jalan yang salah Lampung 2024 Terima Kasih Waktu Terima kasih waktu Telah hadir dalam hidupku dan menjadi bagian cerita dalam keluargaku Baca juga: Anak Itu Arfan Namanya! Aku senang, Besar dan tumbuh bersama ayah dan bunda Di kelilingi cinta juga kasih sayang dan tak pernah merasa kurang Saban hari Pelukan kehangatan selalu diberikan Selalu terjaga o...

Titip Rindu

  Foto Senja. Ist Kenang Jika mengingat perjumpaan kita rasanya lucu, apalagi setelah tahu jalur kita yang berbeda Aku yang merasa salah ucap pada temu pertama, - sedikit menjaga, khawatir jika semakin berlebihan Tapi, seiring berjalannya waktu ditambah jeda waktu kerja yang tak lagi ada, membuat kita semakin dekat dan akrab Dan, di sana aku menemukan frekuensi yang sama antara kita Rasa itu tumbuh seiring kita sering berjalan bersama Hingga jeda menyapa dan memisahkan kita dengan jarak dan waktu yang entah kapan kembali menyatukan Lampung, 31072024 Baca: Anak itu Arfan Namanya! Titip Rindu Angin Ku titipkan rindu ini padanya Bisikkan kepadanya bahwa aku masih menyimpan kenangan Sampaikan, jika harapan dan doa masih senantiasa aku lantunkan dalam tiap saat tangan menengadah pada-Nya Lampung, 31072024 Baca: Di Penghujung Mei 

Di Penghujung Mei

Foto Wallpaper Better Di penghujung Mei merupakan rangkaian puisi-puisi Pecandu Sastra atau Disisi Saidi Fatah. Masih sama pada puisi sebelumnya, membahas perihal duka, luka, dan air mata  Bait-Bait Puisi Menjadikanmu aktor utama dalam setiap bait puisi Adalah kebiasaan yang sedang ku alami Berlama-lama bermain dengan kata, rima, dan nada, mengajakku menari dengan bayang semu Melukiskan indah senyum pada bibir mungil mu Senyum yang kerap menjadi kobar semangat bagiku Binar bening tatap matamu Menjadikanku untuk selalu menetap dan berpaling dari yang lain Teduh wajahmu adalah bagian bahagia yang ku punya  Luka dalam setiap baitku Adalah luka yang tak mampu ku bagi denganmu  Luka sebab rindu untuk bersua, yang terpisahkan oleh waktunya kita Luka untuk saling bertatap, yang terpisahkan oleh  jarak Setiap bait tertulis Aku berusaha untuk tidak menghakimi mu Sebab aku tahu, setiap kata terucap adalah doa Yang akan menjadi nyata pada masanya  Bumi Ramik Ragom, 2...