Skip to main content

Posts

"Menangkap Makna di Tengah Arus Zaman" Catatan Kuliah Umum Bersama Gus Faiz

  KH. Muhammad Faiz Syukron Makmun MA (Gus Faiz) saat menyampaikan kuliah umum. (Tangkapan layar/Masjid Raya Bintara Jaya TV). Di tengah gempuran teknologi, kecepatan hidup, dan rutinitas yang makin padat, ada satu hal yang sering luput dari perhatian kita: waktu. Ia hadir diam-diam, berjalan tanpa kompromi, dan tak pernah bisa diulang.
Recent posts

Merdekakan Diri Dari Gadget dan Medsos dengan 6 Langkah Bijak Habib Abdullah bin Muhammad Baharun

Abuya Al Habib Abdullah bin Muhammad Baharun. (Sumber: petuah_abuya) Jemari itu bergerak nyaris tanpa perintah, menggulir layar demi layar dalam sebuah ritme yang begitu akrab. Mata terpaku pada cahaya biru, sementara dunia di sekitar perlahan memudar dalam keheningan. Ini adalah potret zaman kita: sebuah paradoks di mana teknologi yang dirancang untuk menghubungkan, justru sering kali menjadi sekat paling tebal antara kita dengan kehidupan itu sendiri.

Refleksi Khutbah Jum'at: Menghidupkan Nilai Dalam Usia yang Terus Berkurang

Dokpri        Di hari kedelapan bulan Muharram 1447 Hijriah, suasana Masjid Suhada Celikah Kelurahan Seputih Jaya, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah terasa berbeda. Bukan hanya karena semangat jamaah yang baru kembali dari masa libur panjang Idul Adha, tetapi karena khutbah Jumat yang disampaikan Khotib tadi menyusup lembut ke dalam hati.

PDKT: Antara Baper, Gede Rasa, dan Ending yang Gak Jelas

Ilustrasi oleh Pixabay Pernah gak sih kamu ngerasa kayak lagi jalan di lorong gelap, cuma dikasih senter kecil yang baterainya setengah mati? Nah, kurang lebih itulah rasanya PDKT menurut aku. Kayak… kita lagi nyoba deketin seseorang, tapi nggak tahu ujungnya ke mana. Bisa jadi bahagia karena jadian, bisa juga malah jadi asing kayak dua orang yang gak pernah kenal.

Dari Sajadah Lusuh ke Riuh Tasyakuran: Doa di Hari Bahagiamu

Ilustrasi kado. Foto oleh Pexels. Ada perjalanan yang tak diukur dengan jarak, melainkan dengan kehangatan yang ditujunya. Kemarin, adalah salah satu perjalanan itu. Bersama Mama, aku menyusuri jalan menuju rumah seorang anak laki-laki yang namanya telah terukir sebagai adik dan saudara di hatiku: Kevin. Udara siang di Lampung terasa berbeda, lebih ringan, seolah ikut merayakan hari bahagia yang menanti di depan.

Yang Tersisa di Antara Kita [Cerbung PTS 15]

Yang Tersisa di Antara Kita (Cerbung) Pelukan yang Tak Selesai. (Foto oleh AI/Gemini). "Terima kasih sudah menjadi pembaca setia karya-karya kami. Sehat selalu untuk kalian semua. Alhamdullilah, tak terasa sudah tiba di bab 15, semakin mendekati bab-bab akhir nih. Gimana ceritanya, cerita dong di kolom komen! Ohya, bagi yang kelewatan bab sebelumnya, boleh baca di sini ya!!! "

Perjumpaan Terakhir [Cerbung PTS 14]

Perjumpaan Terakhir, part of "Pelukan yang Tak Selesai". (Foto oleh AI/Gemini) "Selamat datang di Bab 14, cerita bersambung "Pelukan yang Tak Selesai". Bagi yang ketinggalan bab sebelumnya, silahkan baca di sini!!! "