Skip to main content

Kisah: Berkah Ratib, Mata Sembuh Usai Terkena Lem Rekat

Foto oleh Kompas. Ist



           Pada suatu kesempatan beberapa waktu yang lalu saat mendampingi Abah menghadiri majelis yang rutin kita ikuti di salah satu desa di bagian Bogor Timur, Jawa Barat. Kala itu, saat kita sedang duduk bersama sembari menghilangkan penat usai perjalanan - ditemani suguhan kopi hitam tanpa gula dan beberapa kudapan yang dijamu oleh tuan rumah, kita saling berbagi cerita. 


Ada hal yang menarik perhatian saya untuk menyimak dengan tertib. Sebuah kisah yang menggetarkan jiwa. Sebenarnya, pada sebelumnya kisah ini sudah pernah diceritakan oleh Abah kepada saya beberapa waktu sebelumnya, dan kini saya mendengarkannya secara langsung dari yang bersangkutan. Dengan ini hati saya jadi semakin yakin, betapa luar biasa akan kuasa-Nya. 


Sebut saja hamba Allah (sebab saya lupa nama beliau yang dalam hal ini sebagai tokoh utama, karena kita baru pertama kali jumpa). Suatu ketika si hamba Allah ini sedang berkegiatan, di mana dia pada saat itu menggunakan  lem cair (sejenis lem yang memiliki rekat kuat).  Lem ini dalam beberapa detik saja mampu merekat pada apa saja, dan sangat kokoh. Singkatnya,  ini lem secara tidak sengaja mengenai salah satu matanya. Bayangkan lem yang rekatnya kuat, tiba-tiba terkena mata, perihnya luar biasa.


Baca juga: Lebih Dekat Dengan Sang Pencetus 'Resolusi Jihad' Melalui Komik Edukasi 


Seketika hamba Allah ini langsung membersihkan area matanya yang terkena cipratan lem, dengan berbagai upaya dilakukan. Karena rekatnya sangat cepat, mata si hamba Allah ini kulitnya menutup (saling merekat). Perih, panas, begitulah yang ia rasakan. Karena berbagai usaha dilakukan belum juga berhasil, akhirnya hamba Allah memutuskan untuk membawanya ke ahli kesehatan. Pihak sana menyarankan agar si hamba Allah segera melalukan tindakan operasi, sebab lem yang mengenai matanya sulit untuk dilepaskan, jika dipaksakan khawatir akan menimbulkan sesuatu yang buruk.


Hamba Allah ini pun pulang ke rumah dengan rasa yang bercampur aduk di hatinya. Pada senja hari menjelang maghrib, hamba Allah yang punya kebiasaan berdzikir ini tetap melakukan aktivitas dzikir sebagaimana biasanya. Dzikir yang biasa ia dawamkan (istiqomah dibaca) ialah Ratib Al-Haddad karangan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Pada salah satu bacaan dzikir di dalam ratib tersebut ketika ia baca secara tiba-tiba hatinya bergejolak, ia menangis, air matanya membasahi pipi. Masha Allah, mata yang tadi tertutup karena rekat lem cair, atas kuasa Allah terbuka tanpa operasi.


Mendengar kisah itu secara langsung dari orang yang mengalaminya, dada saya seketika sesak, berkecamuk, hati saya bergetar menyebut asma Allah. Masha Allah, begitu luar biasa pertolongan Allah. Padahal ketika beliau periksa ke ahli kesehatan, beliau disarankan untuk operasi karena pihak sana tidak bisa membantu untuk membuka matanya. Jika dipaksakan takut malah justru menimbulkan sesuatu yang buruk.


Baca juga: Kapan Waktu Mustajab di Hari Jum'at?


Pembaca bisa bayangkan, operasi itu selain biayanya mahal, banyak risiko yang harus ditanggung. Belum lagi itu bagian mata yang akan dioperasi. Kita juga belum tahu apakah itu akan berhasil atau tidak. Betapa indahnya pertolongan Allah, sesuatu yang tidak mungkin di mata kita (makhluk-Nya) di saat Ia bertindak, maka tidak ada yang tidak mungkin.


Sahabat pembaca, inilah, betapa pentingnya kita melibatkan Allah dalam setiap urusan. Jika usaha telah kita lakukan, maka, pada akhirnya berserah kepada-Nya adalah final. Dalam kondisi sesulit apapun, teruslah berprasangka baik kepada-Nya, sebab pertolongan-Nya pasti dan tidak pernah telat. Tidak ada sesuatu yang dapat merubah takdir melainkan doa.


Semoga melalui kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjadikan cahaya keimanan kita semakin bertambah, rasa syukur kita semakin meningkat, dan sifat optimis kita semakin meluas. Salam.


Baca juga: Keajaiban Waktu Subuh dan Keistimewaannya Dalam Perspektif Islam 

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.