Skip to main content

Keajaiban Waktu Subuh dan Keistimewaannya Dalam Perspektif Islam

 

Keajaiban Shalat Subuh (Buku Republika). Gambar Oleh Pecandu Sastra@2023.ist


           Manusia ibaratnya seperti pohon atau bangunan. Akar dan fondasinya adalah iman, cabang dan dindingnya adalah ibadah. Dalam perumpamaan lain, kita tidak dapat menyelamatkan pohon yang akarnya sakit dengan menyemprotkan obat pada cabang-cabangnya, kita pun tidak dapat memperbaiki sebuah bangunan yang fondasinya telah goyah dengan hanya mengecat dindingnya. Seperti contoh di atas, seorang mukmin yang melalaikan shalat, harus terlebih dahulu menguatkan iman agar dapat merangkul shalat dengan segenap tangannya. (Keajaiban Shalat Subuh, Cemil Tokpinar, Halaman 4).


Rasulullah SAW bersabda: "Shalat adalah tiang agama, maka siapa yang mendirikan shalat, berarti ia menegakkan sendi-sendi agama, dan siapa yang meninggalkan shalat, berarti ia telah meruntuhkan sendi-sendi agama." Maka tegakkan tiang-tiang agama itu, agar kita tidak termasuk sebagai orang yang meruntuhkan agama. 


Berbicara shalat, salah satu yang wajib kita dirikan ialah shalat Subuh. Ada banyak keistimewaan pada waktu subuh, selain waktu di mana para malaikat pembawa rahmat Allah turun ke bumi, juga pada waktu-waktu sebelumnya merupakan majelis bagi para orang-orang shaleh; yaitu, pada pukul dua hingga tiga pagi. Di waktu itu kita juga dianjurkan untuk bangun dari tidur - mendirikan shalat malam, serta memperbanyak doa dan dzikir. 


Baca juga: Ajari Anak Menjadi Pemberani Melalui 'Anak Penangkap Hantu'


Dikatakan bahwa, kedekatan antara seorang hamba dengan Allah adalah ketika ia bersujud. Sedangkan, sujud merupakan salah satu bagian terpenting dari pada shalat. Oleh karenanya, ketika sujud kita dianjurkan memperbanyak doa.


Waktu subuh memang luar biasa dan istimewa, ia menjadi awal waktu dimulainya aktivitas mahluk hidup. Saya pernah membaca sebuah kalimat; "Jika kamu ingin melihat seseorang, lihatlah ketika waktu paginya (subuh)." Mengapa waktu subuh? Sebab pada waktu itulah aktivitas dimulai, jika waktu subuhnya bagus dan ia pergunakan dengan sebaik-baiknya, maka akan bagus pula waktu-waktu yang lain. 


Shalat subuh sangatlah penting, sehingga dua rakaat shalat sunah sebelumnya pun menjadi istimewa, sebagaimana disebutkan dalam hadist; dua rakaat shalat sunah sebelum subuh lebih baik dari pada dunia dan seluruh isinya.


Baca juga: Jika Seks Tabu, Lantas Bagaimana Kita Mendapatkan Edukasi Tentangnya?


Masha Allah begitu istimewanya waktu subuh. Namun, banyak dari kita yang sangat sulit bangun dari lelapnya tidur malam kita. Sehingga seringkali kita lalai dan abaikan begitu saja. 


Sulit memang untuk bisa bangun pada waktu subuh, apalagi di waktu sebelumnya. Aku pun mengakui. Nah, di dalam buku "Keajaiban Shalat Subuh" karya Cemil Tokpinar yang diterbitkan oleh Republika ini insha Allah kita akan menemukan jawaban daripada rahasia dan tips agar bisa bangun tepat waktu dan melaksanakan shalat subuh. Rugi rasanya kalau kelewat begitu saja.


Banyak pembahasan di dalam buku ini, dari pentingnya shalat, alasan-alasan orang meninggalkan shalat, hingga cara agar bisa bangun shalat subuh dan tips agar di waktu subuh kita bergairah dan bersemangat. 


Baca juga: Lebih Dekat Dengan Pencetus 'Resolusi Jihad' Melalui Komik Edukasi


Terdiri dari 190 halaman, buku ini dijabarkan dengan baik dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, disertakan juga berbagai referensi sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Sangat layak untuk kita kaji dan pelajari, karena di dalamnya penuh pelajaran dan ilmu yang dapat kita petik, terapkan, dan ambil hikmahnya. 


Melalui buku Keajaiban Shalat Subuh, Cemil Tokpinar mengajak para pembaca untuk lebih perhatian kepada ibadah, terutama shalat. Dalam bukunya yang diterbitkan Republika ini banyak sekali pembahasan yang gamblang dan bernutrisi, sangat bermanfaat bagi pembaca yang ingin memperbaiki diri (mendekatkan diri pada Allah).


Sedikit tips dariku agar bisa bangun tepat waktu. Pertama, tidur lah lebih awal dan kurangi makan yang berlebihan, terutama ketika menjelang tidur. Jangan bergadang yang tidak bermanfaat, jika bergadang karena ibadah atau memang sifatnya urgent dan penting, ya tidak apa-apa, tapi tetap perhatikan juga kesehatan dan kebugaran tubuh, agar bisa bangun subuh. Sebelum tidur, hendaknya berwudhu terdahulu dan baca doa (doa tidur, juga doa supaya dibangunkan pada waktu yang diinginkan - menggunakan bahasa sehari-hari juga tidak masalah). 


Informasi Buku


Judul: Keajaiban Shalat Subuh

Penulis: Cemil Tokpinar

Penerbit: Republika

Jumlah Halaman: 190 Halaman

Tahun Terbit: 2023

Comments

Popular posts from this blog

Pelukan yang Tak Selesai [Cerbung]

Ilustrasi oleh AI Halo sahabat pembaca, terima kasih ya telah setia mampir dan membaca setiap karya kami. Salam hangat dari aku Cendekia Alazzam dan beberapa nama pena yang pernah aku kenakan 😁🙏. 

Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi

  Gambar dibuat oleh AI. Halo, sahabat pembaca. Salam kenal, aku Cendekia Alazzam. Aku hendak menulis cerita bersambung, kurang lebih ada 10 bab. Dengan judul besar "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi". Bergenre Fiksi Realis, Drama Keluarga, dan Romance.

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Selamat Ulang Tahun Sahabat Kecil

Selamat ulang tahun kecilku. Dokpri©2025. Ist

Tiga Puluh Jam Bersama Habibana

Kenangan Habibana dan Abah serta rombongan. Foto Pecandu Sastra. Dokpri   Jum'at itu menjadi pembuka perjalanan yang mengesankan. Nabastala biru menghampar semesta sore, perlahan mulai memudar. Segera usai berdzikir aku telah bersiap menemani Abah dan jamaah memenuhi undangan majelis peringatan Isra' Mi'raj di salah satu desa di bagian Bogor Timur. Abah, demikian aku memanggil laki-laki yang tengah berusia 50 tahun itu. Seorang pendakwah yang begitu istiqomah, gigih, penyabar, dan sangat mencintai ilmu. Beberapa bulan belakang, aku kerap menemani beliau berdakwah di desa tersebut, sepekan sekali. Tak peduli gerimis, hujan, dingin, ataupun panasnya cuaca, lelah setelah beraktivitas sekalipun, beliau terus istiqomah tanpa absen. Kecuali uzur yang mendesak. Hal tersebut yang menjadi salah satu yang aku kagumi dari sosok Abah. Sore itu, rombongan dijadwalkan berangkat sebelum maghrib. Dikarenakan perjalanan yang cukup memakan waktu, apalagi hari kerja, jam-jam segitu adalah pu...