Skip to main content

Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi

 

Gambar dibuat oleh AI.

Halo, sahabat pembaca. Salam kenal, aku Cendekia Alazzam. Aku hendak menulis cerita bersambung, kurang lebih ada 10 bab. Dengan judul besar "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi". Bergenre Fiksi Realis, Drama Keluarga, dan Romance.


Cerita ini akan aku unggah tiap setiap seminggu sekali, antara malam Jum'at hingga Malam Minggu (menyesuaikan mood). Bab pertamanya insha Allah akan aku muat pada nanti malam di blog ini. Berikut sedikit cuplikan kisah yang akan aku bagi dalam 10 bab nantinya. 


Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi

Pak Arfi, seorang aktivis sosial dan wartawan, hidup bersama istri dan tiga anak kecilnya. Kisah cinta Arfi dengan Santi bermula dari kencan internet yang berujung pernikahan bahagia. Dalam perjalanan hidupnya sebagai aktivis, Arfi bertemu dengan Disa, remaja yang menginspirasinya dan akhirnya diangkat sebagai anak angkat. Bersama Disa, Arfi berbagi semangat sosial dan pendidikan.


Meski hubungan mereka pernah renggang dan berpisah, cinta dan kasih sayang tetap tumbuh dalam hati Disa. Setelah kepergian Arfi karena diabetes, Disa berjuang mengatasi rasa kehilangan dan bersumpah meneruskan warisan kebaikan Arfi. Kisah mereka mengajarkan arti cinta tanpa syarat, ikhlas, dan perjuangan demi kebaikan bersama.


Nah, cerita ini akan dibagikan dalam 10 bab, di mana masing-masing memiliki judul tersendiri. Berikut cuplikan judul setiap babnya. 

  1. Pertemuan Dua Dunia
  2. Dari Sudut Rumah yang Sederhana
  3. Aktivis Dengan Seribu Cinta
  4. Dalam Pelukan yang Kupilih
  5. Jarak yang Menguji Janji
  6. Waktu yang Tak Pernah Cukup
  7. Kepergian yang Membelah 
  8. Warisan Cahaya dan Cinta Sejati
  9. Jejak Cinta yang Tertinggal 
  10. Cahaya yang Tak Pernah Padam

Buat kalian yang hendak membacanya, klik saja label dengan "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi". Atau kalian langsung klik saja link berikut ya!!! [Episode Lengkap Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi].

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.