Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Cerita

[5] Jarak yang Menguji Janji

  Ilustrasi Jarak yang Menguji Janji karya Cendekia Alazzam dalam Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi. Foto oleh AI. Haiii semua, akhirnya kita berjumpa kembali setelah sepekan berlalu. Gimana dengan perjalanan bab sebelumnya? Cukup menegangkan dan membuat penasaran? Masih mau lanjutkah? Baiklah, sebelumnya aku mengucapkan selamat datang di bab kelima, bagi yang ketinggalan bab sebelumnya, silakan klik >>> di sini <<< untuk membacanya. Dan, bagi kamu yang  baru menemukan kisah ini - agar utuh kamu bisa memulai dari awal, klik >>>  di sini  <<< ya!

[4] Dalam Pelukan yang Kupilih

Ilustrasi Dalam Pelukan yang Kupilih 'Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi'. (Sumber: AI) "Hallo, selamat datang di bab 4 perjalanan (Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi). Terima kasih telah menjelajah sejauh ini. Buat yang ketinggalan bisa di cek pada halaman awal ya!  Klik disini!!!  Untuk yang ketinggalan bab sebelumnya (Bab 3) >>> klik di sini <<< untuk menuju ke sana!"

Lebaran Tanpa Sekubal, Tetap Penuh Syukur

Sekubal, makanan khas Lampung yang terbuat dari Ketan. (Dokpri) Lebaran idul adha memang tak seistimewa idul fitri lalu. Jangankan rendang, opor dan ketupat yang biasanya menyambut selepas sholat Ied harus kini absen. Hidangan di meja pun tergolong sederhana, sekadar sup bening dan olahan ayam yang cukup disantap bersama lontong. Meski begitu, tak ada keluhan berarti. Justru hati ini belajar kembali tentang arti rasa syukur yang sesungguhnya.

Ebit G. Ade dan Rasa yang Tak Pernah Lagi Sama

Seorang pria mengenakan sarung, duduk santai menikmati kopi sambil mendengarkan lagu Ebiet G. Ade - mengenang masa kecil bersama ayah. (Sumber:AI) "Lagu tidak hanya tentang melodi dan lirik. Mereka adalah pintu waktu, yang bisa mengantar kita pulang ke kenangan yang bahkan sudah lama kita kubur." Kalian pernah nggak, ketika dengerin lagu yang dulu sering didengar, tapi sekarang pas dengerinnya lagi - beda rasanya. Seolah ada sesuatu yang tersimpan di sana dan nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Seperti lagunya Ebit G. Ade.

Ketika Tukang Sol Sepatu Jadi Haji yang Mabrur Tanpa Berhaji

Jutaan jemaah berkumpul di sekitar Ka'bah. Tak semua bisa hadir, tapi niat tulus bisa menghantarkan pahala haji mabrur. (Sumber: Pexels)    "Tolok ukur seorang haji yang mabrur adalah ketika seorang tersebut menjadi pribadi yang lebih baik, berperikemanusiaan, tidak riya, dan sombong setelah berhaji." - Habib Husein Ja'far al-Hadar Setiap musim haji, jutaan umat Islam dari seluruh dunia berlomba-lomba menjadi tamu Allah di Baitullah. Namun, bagaimana jika seseorang sudah niat, sudah usaha, tapi gagal berangkat haji karena satu dan lain hal di luar kendali? Ap²akah itu berarti kehilangan segalanya?

[3] Aktivis Dengan Seribu Cinta

Ilustrasi oleh AI Salam pembaca setia, kembali lagi dengan cerita "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi". Kali ini kita publikasikan Bab 3. Selamat membaca dan selamat hari raya idul adha - maaf lahir dan batin semuanya. 

[2] Dari Sudut Rumah yang Sederhana

Ilustrasi oleh AI Halo semua, kembali lagi dengan cerita "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi". Kali ini kita publikasikan Bab 2. Kami mohon maaf ya kepada para pembaca yang sudah menantikan updatenya, seharusnya update semalam, akan tetapi karena suatu hal, jadinya baru di update sore ini. 

[1] Pertemuan Dua Dunia

  Ilustrasi dibuat oleh AI      Halo sahabat pembaca, selamat datang di blog Pecandu Sastra. Terima kasih telah berkunjung ya. Berikut adalah part pertama dari Cerita "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi" karya Cendekia Alazzam. 

Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi

  Gambar dibuat oleh AI. Halo, sahabat pembaca. Salam kenal, aku Cendekia Alazzam. Aku hendak menulis cerita bersambung, kurang lebih ada 10 bab. Dengan judul besar "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi". Bergenre Fiksi Realis, Drama Keluarga, dan Romance.