Skip to main content

Sebuah Persembahan Untuk Vinza

Gambar hanya pemanis, lagi nggak mood nyari gambar lain. | Diambil lewat smartphone pribadi di suatu malam di bulan Januari.



Vinza


Saban hari ia selalu bersemangat

Menggendong tas di pundaknya

Cita-cita dan harapan adalah amanat dari orangtuanya

Tapi, yang lebih utama ialah etika dan sopan santun yang harus selalu dijaga


Ia aktif ikut bela diri

Bukan untuk gagah berani

Melainkan untuk jaga diri


Sore hari tak pernah absen mengaji

Bukan karena ingin menjadi Kiai 

Sebab, itu kewajiban dan bekal hidup di dunia dan akhirat nanti


Baca juga: Layang-Layang dan Terima Kasih


Lampung, 2024


Cita-Citaku


Hari pertama sekolah 

Ibu guru bertanya

Siapa di sini yang mau jadi guru?

"Saya," ucap murid-murid secara bersama


Siapa yang mau jadi pilot, polisi, dokter, tentara

Siapa yang mau jadi perawat, penulis, ustad

"Saya," ucap mereka kembali


Baca juga: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari,  Namun Kecewa dan Terdiam


Ibu guru bilang

Jika kita mau menjadi itu semua, ada syarat yang harus kita penuhi

"Apa itu bu guru," ujarku!


Ibu guru bilang

Kita harus rajin belajar dan selalu bersemangat

Taat kepada orang tua, guru, dan selalu mendekatkan diri pada Allah


"Siapa yang siap?" tanya Bu guru kembali.

"Saya," jawab kami semua



Lampung, 2024



Baca juga: Titip Rindu


*** Puisi-puisi ini dibuat agar selalu tertanam semangat serta nilai-nilai kebajikan dalam diri tiap anak yang membacanya. Puisi anak ini aku dedikasikan atas cintaku kepada anak-anak di mana pun berada.

Comments

Popular posts from this blog

Pelukan yang Tak Selesai [Cerbung]

Ilustrasi oleh AI Halo sahabat pembaca, terima kasih ya telah setia mampir dan membaca setiap karya kami. Salam hangat dari aku Cendekia Alazzam dan beberapa nama pena yang pernah aku kenakan 😁🙏. 

Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi

  Gambar dibuat oleh AI. Halo, sahabat pembaca. Salam kenal, aku Cendekia Alazzam. Aku hendak menulis cerita bersambung, kurang lebih ada 10 bab. Dengan judul besar "Cinta, Pengabdian, dan Jejak yang Abadi". Bergenre Fiksi Realis, Drama Keluarga, dan Romance.

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Selamat Ulang Tahun Sahabat Kecil

Selamat ulang tahun kecilku. Dokpri©2025. Ist

Tiga Puluh Jam Bersama Habibana

Kenangan Habibana dan Abah serta rombongan. Foto Pecandu Sastra. Dokpri   Jum'at itu menjadi pembuka perjalanan yang mengesankan. Nabastala biru menghampar semesta sore, perlahan mulai memudar. Segera usai berdzikir aku telah bersiap menemani Abah dan jamaah memenuhi undangan majelis peringatan Isra' Mi'raj di salah satu desa di bagian Bogor Timur. Abah, demikian aku memanggil laki-laki yang tengah berusia 50 tahun itu. Seorang pendakwah yang begitu istiqomah, gigih, penyabar, dan sangat mencintai ilmu. Beberapa bulan belakang, aku kerap menemani beliau berdakwah di desa tersebut, sepekan sekali. Tak peduli gerimis, hujan, dingin, ataupun panasnya cuaca, lelah setelah beraktivitas sekalipun, beliau terus istiqomah tanpa absen. Kecuali uzur yang mendesak. Hal tersebut yang menjadi salah satu yang aku kagumi dari sosok Abah. Sore itu, rombongan dijadwalkan berangkat sebelum maghrib. Dikarenakan perjalanan yang cukup memakan waktu, apalagi hari kerja, jam-jam segitu adalah pu...