Skip to main content

KOPI PAGI

"Aku sudah tak biasa lagi dengan kemanisan itu
Yang selalu membuat tubuhku tak berdaya
Sama dengan halnya mereka,
Yang selalu berbicara manis di depan mata
Namun faktanya membuat luka"

"KOPI PAGI"

OLEH : DISISI SAIDI FATAH




Pagi ini kumulai menggerakkan jari
Mengotak-atik keyboard ponsel
Dengan segelas kopi hitam
Yang manisnya begitu melekat

Tadi ku memesan segelas kopi
Tanpa pemanis sedikitpun
Namun, kau mengira aku bercanda
Sehingga pemanis yang tadinya tak aku pesan
Tetap kau ceburkan kedalam kopi pesananku

Semenjak saat itu,
Aku sudah tak biasa lagi dengan kemanisan itu
Yang selalu membuat tubuhku tak berdaya
Sama dengan halnya mereka,
Yang selalu berbicara manis di depan mata
Namun faktanya membuat luka

Sejak saat itulah,
Aku tak percaya lagi akan manis nya
Terkadang aku lebih menyukai pahit
Yang selalu memberikan kesan tersendiri

Tidak selamanya manis
Memberikan kenyamanan
Tidak semua pahit itu menyimpan luka dan duka

Way Kanan, 16 Desember 2017

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.