Skip to main content

Aku Anak Santri: Sebagai Wujud Cinta Kepada Sang Santri

Buku Antologi Puisi "Aku Anak Santri" Kars Publisher

         Siapa yang tak kenal santri, yang menjadi kunci utama dalam meraih kemerdekaan. Tanpa seorang santri entah akan bagaimana nasib negara kita jadinya nanti. Santri juga sangat berperan dalam hal kemerdekaan NKRI, perjuangan dan pengorbanan nya pula ikut dirasakan dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, jauh sebelum merdeka. Berdiri pada garda kedepan menyongsong bendera kemerdekaan dengan senjata bambu runcing demi mempertahankan tanah air ibu pertiwi yang telah banyak memberikan sumbangsih untuk kita semua.

         Berkat perjuangan para santri itu pula, pada tanggal 22 Oktober tepat pada tahun 2015 Presiden Indonesia, Bapak Jokowi menetapkan bahwa setiap tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional sebagai pengingat perjuangan para santri yang ikut andil dalam mempertahankan NKRI dari para penjajahan, atau yang sering kita dengar dengan sebutan "Resolusi Jihad" sebagai wujud penghormatan atas perjuangannya dalam melawan penjajahan pada masa lalu.

        Santri bertahun lamanya dibina dan digembleng dalam naungan pondok pesantren agar diajari sebuah pengetahuan yang nantinya akan dibawa dan diimplementasikan dikalangan masyarakat, bahkan akan dibawa sampai akhir hayatnya sebagai bekal menuju akhirat.

       Buku Antologi Puisi yang diterbitkan oleh "Kars Publisher" dengan judul "Aku Anak Santri" ini merupakan sebuah karya para penyair muda dan pemula sebagai wujud rasa cinta dan kasih sayang nya kepada sang santri yang telah ikut menjaga keutuhan NKRI.
       Buku ini merupakan hasil event lomba cipta puisi tingkat nasional dengan tema "Hari Santri" yang diselenggarakan oleh "Kars Publisher" dan diikuti oleh ratusan penyair baik muda ataupun pemula se-NUsantara Oktober-November 2017 yang diselenggarakan di Kota Tuban. dan dari sekian ratus karya dari para penyair itu terpilihlah seratus karya terbaik yang turut dibukukan.

Spesifikasi Buku :
Judul            : Antologi Puisi "Aku Anak Santri"
Penulis         : Dewi Agustin, M.Rizal Fahmi, dkk
Tata Letak    : Dhahrul Mustaqim
Cover           : Dhahrul Mustaqim
Tebal Buku  : 131 Halaman, 14x20 cm
ISBN            : 978-602-50269-9-7
Cetakan 1     : Desember 2017

Penerbit
Kars Publisher
Desa Pucangan
Kecamatan Palang
Kabupaten Tuban-62391
Telp: 081553060157
Blog : karspublish.blogspot.com
Email : karspublisher77@gmail.com
Fans Page : C.V. Kars Publisher

Informasi dan Pemesanan Buku :
Email              : karspublisher77@gmail.com
Facebook        : Kars Publisher
Whatsapp       : 081553060157
Blog               : karspublish.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.