Skip to main content

Sajak : Adakah Cinta Selain Kamu

Sajak-Sajak Disisi Saidi Fatah



Adakah Cinta Selain Kamu





Masih adakah cinta dihati selain untukmu

Masih tersisakah sayang selain kepadamu

Masihkah rasa perhatian selain memperhatikanmu



Aku tak dapat pergi

Dari bayang semu dirimu

Aku tak dapat lari dari tentangmu

Aku ingin bebas berkelana

Mengarungi cakrawala dunia



Kembalikan sisa-sisa itu untukku

Jangan kau bawa kabur semua dariku

Jika engkau bukan untukku

Sebab masih ada yang menunggu selain kamu




Jaga Baya III, 23/03/2018



Semua Tentang Kamu





Mataku yang selalu bahagia

memandang indah wajahmu,

bening matamu, dan senyum manismu

Bibir ini tak henti mengucap namamu

Telinga ini yang selalu ingin mendengar suara indahmu

Hati ini yang selalu merindu




Bandar Lampung, 23/03/2018



Tersayat Sepi





Mengapa dulu bertemu

Jika hanya mendapatkan pilu

Mengapa dulu berjumpa

Jika hanya membawa luka



Jauh merindukanmu

Dekat tak dapat bersatu



Melepas tak juga bebas

Kugenggam tak juga kurasakan

Hadirmu hanya ilusi

Tersayat sepi terhanyut dalam mimpi




Nusantara, 21/03/1018


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*Disisi Saidi Fatah memiliki nama pena Alfa Arkana Eounoia. Pria kelahiran Lampung, 27 September 1996 itu sangat hobi membaca, menulis, dan mendengarkan musik. Guru TIK di SMP Manba'ul 'Ulum Asshiddiqiyah 11 Way Kanan, Lampung. Penyuka sastra dan hypnotherapi.
Pengagum Gus Mus dan Ananda Takeshi George

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.