Skip to main content

Surat Cinta Untuk Sahabat

Foto | Ist


Assalamualaikum
Apa kabar kamu sahabatku,  semoga dikau dalam keadaan yang baik dan sehat
Aamiin allahumma aamiin

Ohya,  maaih ingat enggak ya dengan aku?
Iya aku!  Enggak tahu sih,  apa kamu masih ingat denganku atau tidak.  Yang jelas kita dahulu pernah ada suatu ikatan dan hubungan yang baik.
Kita pernah bekerjasama dan menjadi tim yang baik tentu nya.
BDW sukses ya untuk karier kamu yang sekarang,  semoga makin sukses dan selalu Allah berikan kemudahan dalam melaksanakan seabreg aktivitasmu.

Maafkan aku ya sobatku,  bukan keinginan ku untuk kembali ke nostalgia lama,  namun sikapmu yang telah membuatku untuk mengungkit segalanya.
Akhir ini,  kamu banyak berubah.
Ya sejak kita sudah terpisahkan oleh jarak dan waktu.

Padahal baru kemarin,  kkta saling membantu, saling bahu-membahu.  Namun kini engkau entah kemana!
Aku bingung letak salahku dimana?  Dan apa alasannya kau menjauhiku seperti ini.
Maaf,  bukan aku enggak ikhlas membantumu.  Namun,  aku masih bingung dan bertanya dengan semuanini!
Padahal begitu jarang sekali aku meminta bantuanmu.
Baru kemarin aku meminta bantuan,  tapi kamu kok bersikap seperti tak perdulikan aku.
Bahkan,  kau seperti tak mengenalku lagi.
Aku seakan orang asing di matamu.

Tapi tak apa,  aku yakin mungkin engkau lelah,  cafe dengan segala aktivitasmu yang sekarang.
Namun,  aku yakin kita pasti akan tetap bersahabat seperti yang dahulu.

Aku kangen sikap dan cara kamu bersahabat denganku yang dahulu
Aku rindu saat itu

Semoga engkau lekas kembali jelanan kebenaran dan keadilan.

Dears my friendship. 
By Alfa Arkana, Euonoia


Lampung,  15 November 2017

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.