Skip to main content

Hikmah | Bersedekah Dengan Cara Bersedekah


Yuk simak videonya. Insya Allah ada hikmah yang dapat kita petik.


Pembeli ke-1 membeli 8 roti, tetapi mengambil hanya 4 saja, sementara 4 lainnya diamanahkan kepada penjual untuk disedekahkan kepada yang memerlukan.


Penjual menjaga amanah tersebut, memisahkan antara hak pribadi dengan hak orang lain. 


Si miskin datang memohon dengan sopan barangkali ada bagian rizkinya disini.


Penjual memberi 4 roti tadi. Tetapi, si miskin mengembalikan 2 roti agar tidak mengambil hak fakir-miskin yang lain kerana dia hanya mengambil sekadar keperluannya saja. Dia mungkin miskin harta, tetapi kaya budi-pekerti, orang tuanya dahulu mendidiknya dengan benar. 


Perhatikan betapa santunnya pelayanan si pria penjual dengan wanita miskin itu.


Demikian pula, Pembeli ke-2 membeli 4 roti tetapi hanya mengambil 2 roti saja. 2 roti lainnya diniatkan sedekah untuk fakir atau miskin atau yang memerlukan. Dia tidak sekaya pembeli pertama yang mampu membeli banyak, tapi sedekahnya sama separuh.


Kebaikan hati itu sifat rohaniah, bukan pada banyaknya harta-benda yg disedekahkan.

Nabi S.A.W bersabda:
"Tidak sempurna iman seseorang yang berada dalam kekenyangan sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar".

Pelajaran Indah:
Si kaya tidak pelit, si miskin tidak tamak, si penjual tidak khianat.

Ya Allah, bimbnglah kami agar bisa berbagi kepada yg membutuhkan...

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Pejuang Finansial dan Penuntut Ilmu

  Foto oleh Mujahit Dakwah Ada ungkapan menarik dari Imam Syu'bah, "من طلب الحديث أفلس" "Barangsiapa menuntut ilmu hadits, maka ia akan jatuh bangkrut." Sungguh, apa yang beliau sampaikan tidaklah berlebihan. Bagi orang yang belum menyelami bagaimana pengorbanan para ulama dahulu dalam belajar dan menuntut ilmu, ungkapan ini pasti terdengar asing dan mengherankan. Bagaimana tidak, jikalau Imam Malik sampai rela menjual atap rumahnya untuk keperluan menuntut ilmu. Imam Syu'bah menjual bak mandi ibunya. Imam Abu Hatim menjual pakaiannya satu per satu sehingga yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badannya. Dan, Imam Ahmad sampai rela safar tanpa alas kaki karena menggadaikan sandalnya sebagai bekal perjuangan menuntut ilmu. Ketahuilah, mereka mengorbankan benda-benda itu karena hanya itulah yang mereka miliki. [ Diceritakan dengan sanadnya oleh syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab masyhur beliau, (صفحات من صبر العلماء) ] Imam Yahya bin Ma'in pe...

Anak itu Arfan Namanya!

  Menjelang maghrib ia sudah berada di masjid Berpakaian lengkap dengan peci hitam di kepalanya Senyumnya merekah, manis dipandang  Arfan, itulah namanya saat kutanya Sekolah di taman kanak-kanak Usianya lima tahun Wajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas Baca: Kisah Burung Pipit yang Bertasbih Setiap Hari, Lalu Terdiam Waktu kutanya ia, mengapa rajin pergi ke masjid Arfan bilang, supaya Allah sayang Agar apa yang kita minta sama Allah, lekas diberikan "Begitu kata Bunda," ujar Arfan Allah yang sudah memberikan kedua tangan, mata, telinga, dan anggota badan semua Allah juga yang sudah kasih Ayah dan Bunda rezeki Jadi, kita harus rajin ibadah Demikian tutur anak kecil itu Bogor, 2023 Baca: Di Penghujung Mei  

Melihat Lebih Dekat, Masjid Mewah di RS Harapan Bunda Lampung

Tampak dalam ruangan masjid RS Harapan Bunda. Dokpri/Pecandu Sastra.   Salah satu sarana penunjang aktivitas ibadah  kaum muslim adalah tersedianya tempat ibadah yang nyaman, aman, bersih, dan terbebas dari najis. Meski setiap hamparan bumi adalah masjid - tempat bersujud kepada Allah (kecuali kuburan dan kamar mandi atau toilet). Sujud dapat dilakukan di mana saja, di setiap jengkal bumi yang kita pijak, selama tempat tersebut suci dan bersih.